“Apa yang kakak lakukan?” Suara Devon berada di dekat pintu belakang.
Vio membawa wajahnya mundur agar menjauh dari Kai yang tidak bergerak sama sekali. Dia menoleh ke arah Devon dan melihat remaja itu memasang wajah penasaran. “Hai, Devon.” Vio menjawab kikuk. “Apa kamu menemukan kotaknya?”
Sofi datang sambil berlari. “Anak ini lebih lincah dariku.” dia berjalan dan menaruh kotak di sofa. “Sepertinya ini cukup kan?”
Kai membuka kotak obat yang hampir sama besarnya dengan tas tangan milik Sofi yang isinya seperti kantung Doraemon. Dia mengambil obat merah, kapas, kasa dan sebagainya.
“Ini akan sakit.” Kai memberitahu Vio.
Vio melihat Kai akan membersihkan lukanya dengan alkohol. “Bisakah kamu melakukannya dengan pelan?”
Kai mengangguk untuk menenangkannya. Lalu dengan sebuah kapas kecil dia membersihkan setiap goresan yang ada dan sesekali melihat reaksi Vio. Perempuan itu hanya mengigit bibirnya sambil menahan rasa pedih.
“Mereka tidak akan pergi untuk waktu yang lama.” Devon berkata setelah melihat kehebohan diluar. Dia duduk di samping Vio dan memperhatikan sang kakak. “Aku sudah menelepon Merijen. Dia akan datang kesini sebentar lagi.”
“Ok.” Kai hanya menjawab singkat.
“Siapa Merijen?” tanya Vio.
Kai membalut luka Vio dengan kapas dan kasa lalu mengikatnya seperti orang yang sangat ahli dalam paramedis. “Dia adalah bodyguardmu mulai hari ini.”
“Apa?!” Vio dan Sofi berteriak bersamaan.
***
Setelah Vio selesai mandi dengan susah payah – karena luka yang ada di kakinya - dia kembali ke lantai dasar dimana Sofi yang sudah siap dengan pakaian kerjanya sedang duduk bersama Kai dan Devon.
Mereka sedang minum kopi bersama , kecuali Devon yang minum satu gelas susu cokelat di atas meja.
“Kak Vio.” Devon menyapa dengan riang setelah Vio duduk di kursi tersisa.
“Kamu tidak bisa kerja hari ini.” Sofi menepuk tangan temannya itu.
“Aku tahu.” Bukan karena Vio tidak bisa menahan rasa sakit tapi karena melihat kondisi di luar rumahnya. Dia bisa-bisa berakhir di rumah sakit jika berani keluar dari pintu rumah.
“Tenang saja Kak Sofi, Merijen adalah pengawal wanita yang sangat kuat. Kami mengenalnya dengan baik. Meskipun dia sangat kaku dari wajahnya tapi dia bisa dipercaya.” Devon mengatakan seolah-olah kerumunan diluar sana bisa diatasi dengan mudah.
Vio melempar tatapan sinis pada Kai. Bisa-bisanya dia memutuskan untuk memberi pengawal hanya karena masalah seperti itu.