.
.
.
.
Setelah tamat sekolah tingkat akhir, Artemis memutuskan untuk langsung menunjang karirnya dikota kelahirannya dulu.
dia pergi pindah tanpa ibunya, Karina bersama dengan Heri yg beberapa bulan lalu sudah menikah.
tapi Artemis tidak bener-benar sendiri karena dia membawa Summer dengannya.
"Ar tolong laporan keuangan yg minggu lalu kamu serahkan ke saya yah nanti taruh saja dimeja ruangan saya" Pinta Anesh Paulina, bos ditempat kerja Artemis.
"Dan jgn lupa nanti jam makan siang Cafe sebelah okeh" Ajaknya sambil main mata dengan Artemis dan dibalas dengan anggukan oleh Artemis.
Anesh tidak seperti bos-bos lainya, dia tegas namun sangat ramah pula.
Artemis dan Anesh juga sudah sangat akrab lumayan lama, mereka kenal sejak saat Artemis yg sedang mengikuti workshop di tawari menjadi trainee idol olehnya namun Artemis menolak karena tidak tertarik.
Ya perusahaan yg menjadi tempat kerja Artemis sekarang adalah Agency entertaiment CT (CoolToo) yg menaungi Idol-idol, Model, dan Actor. tetapi Artemis lebih memilih menjadi seorang akuntan.
Sebenarnya impian Artemis dulu adalah menjadi pesepak bola wanita namun mimpinya sudah tidak dia lanjutkan lagi sejak Artemis meninggalkan dirinya yg dulu, dan menyimpan mimpinya dalam-dalam.
....
"Hai.. apa kursi ini ada yg nempatin?" Tanya pria berjaket oversize dengan tampilan gaya rambut keatas terlihat sangat hypebeast itu didepan Artemis.
"Oh iya ada ya dia akan datang sebentar lagi" Jawab Artemis ramah.
"benarkah/? siapa dia, pacarmu? atau teman?
emm kalau gtuh apa boleh minta nomer mu? namamu siapa?" Pertanyaan bertubi-tubi yg pria itu lontarkan hanya membuat Artemis bingung untuk menjawab apa dan tersenyum awkward.
"maaf yah aku pacarnya jadi minggir" Seru Anesh dengan sinis sembari mendorong pria itu menjauh.
Artemis bernafas lega dia merasa tertolong dengan kedatangan Anesh.
"duh Ar aku ini bos mu, lama-lama malah kaya manager mu ya" Candaan Anesh karena dia sudah sering menendang laki-laki tidak jelas yg menggoda Artemis.
Anesh sangat protektif kepada Artemis, karena setau dia Artemis tidak banyak pengalaman dengan laki-laki. Ya Anesh tidak tau tentang masa lalu Artemis karena Artemis tidak pernah mengungkitnya dan tidak akan pernah mau.
Artemis yg dikenal Anesh dan orang-orang lainya ialah Artemis yg cantik, polos, penurut dan baik pada siapa sajah.
Artemis benar -benar sukses membentuk kpribadian barunya itu.
"haha iyah iyah Anesh eh nona Anesh yg paling hebat deh hemmp" Puji Artemis dengan senyumnya yg lebar.
"dasar! sudah sudah akutuh lagi pusing tau"
"kenapa lagi nona, ini minumlah" Balas Artemis sembari menyodorkan minuman sodanya yg blom dia sentuh.
"produser musik kita tuh sedang bermasalah sedangkan idol grup XOX sudah mendekati jadwal comeback, ntah mesti nemu dimana lagi produser music yg warnanya bisa sesuai dengan XOX " Keluh Anesh sambil terus meminumi soda yg diberikan Artemis, Anesh benar-benar terlihat kesal.
"Bukannya kemarin kamu bilang nemu produser music yg bagus/? yg kamu bilang gantengnya udah kaya model itu?"
"hadoh aku menyesal berurusan denganya, dia benar-benar mnganggapku seperti kecoa. dalah sombong bgt" Gerutu Anesh yg menceritakan dengan nada kesal serta geram yg membuat Artemis tertawa geli karena ekspresinya.
"udah ga usah pikirin kerjaan dulu sekarang, udah laper kan /? ayo pesan dulu Nesh" Pengalihan Artemis agar Anesh lebih tenang.
"oia teman mu udah masuk line up debut next grup tuh"
"Hana?? serius Nesh???" Seru Artemis semangat, dia merasa sangat bangga akan Hana yg mngejarnya mimpinya untuk menjadi penyanyi.
Artemis dan Hana bersama-sama melamar di Agency tsb namun jalan yg diambil mereka berdua berbeda.
"seneng bgt aku dengernya Nesh, dia pasti makin sibuk. sudah lama ga ketemu sih" Ujar Artemis agak lesu.
"yup, dia salah satu yg terbaik diantara yg lain. mungkin jalannya akan mudah buat dia"
ㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤArtemis melenggangkan kakinya untuk pulang diantara hiruk piruknya keramaian kota, terkadang dia merindukan tenangnya hidup di perdesaan.
"Ah pegalnya.. kenapa hari ini rasanya lebih ramai dri biasanya" Tempat kerja Artemis cukup jauh dari rumahnya, dia harus menaiki setidaknya 2 rute bus
Cape, pegal tapi harus berdesak-desakan dengan kerumuman orang didalam bus, bahkan untuk duduk saja tidak bisa. membuat Artemis harus melatih kesabaranya, belom lagi jika ada laki-laki hiddung belang mesum yg jahil.
"Ciiitttttttt......" Suara rem bus yg mendadak berhenti membuat seisinya hampir pada jatuh.
"DUH ADA APA SIH PAK?" Ucap syok salah satu penumpang.
"Maaf maaf yah.. didepan ada mobil yg berhenti mendadak" Jawab driver bus sambil membunyikan klaksonnya.
Orang-orang turun kejalan untuk mencari tahu yg terjadi, begitupun Artemis yg merasa busnya akan lama untuk kembali berjalan.
Disana ada 2 orang yg cekcok, salah satunya pengemudi mobil yg berhenti mendadak tadi.
"Wah ada apa tuh?"
"Ganteng-ganteng kok kasar sama cewe?" Ucap kumpulan orang-orang yg menontonin mereka.
"Makanya kalo jalan tuh pake mata bukan asal nyelonong ajah" Ujar pria pengemudi mobil terhadap wanita didepanya itu.
"HEH! SITU YG NGEBUT, YG SOPAN YA SAMA PEREMPUAN!" Balas ketus wanita yg hampir saja tertabrak oleh pria tsb.
"Kalau saya ngebut anda sudah sakaratul maut sekarang, sudah lebih baik minggir sana jgn menghabiskan waktu saya"
Lanjut pria tsb berinisiatif menyelesaikan cekcok dengan kembali memasuki mobilnya namun di halangi.
"Woy mau kemana! ganti rugi dong udah buat saya syok!" Seru wanita itu sambil mengebrak mobil yg hampir menambraknya.
"Jauhkan tanganmu dari mobilku! kau tidak tau siapa aku? aku bisa dengan gampang memenjaraimu atas tuduhan modus penipuan dan pemerasan. kita bisa check cctv dan lihat siapa yg menang" Jelas pria tsb yg membuat beberapa orang-orang sekitar baru sadar siapa pria yg sedang adu cekcok itu.
"Wah itu Wallis Dominion!!?? "
"Ehh iyah huaa!! pantes kaya tau ganteng bgt, aslinya tinggi ternyata" Seru orang-orang sambil cepat-cepat saling membuka HPnya untuk merekam.
Wallis yg sadar akan sekelilingnya semakin ramai langsung bergegas meninggalkan tempat tsb dan wanita yg bermasalah dengannya pun takut dan pergi.
Artemis yg engeh saat orang-orang menyebut nama Wallis pun berusaha untuk memastikan wajah pria itu tapi dia telat.
Wallis!!? apa benar Wallis yg aku kenal?
Batin Artemis tidak percaya, tapi dia menganggap hanya kebetulan dari nama yg sama aja dan melanjutkan jalannya dengan mencari taxi sambil masih kebingungan.
ㅤ
ㅤㅤ
ㅤㅤ"Gukk guukkk.." Suara Summer yg kegirangan karena kepulangan Artemis dengan mengibas-ngibaskan ekor nya.
"Haloo.. Summy ku ututu kesepian ya kamu, sini ayo kita makan"
Summerlah penghibur dikala Artemis lelah dengan kegiatan harianya, melihat wajah lucu Summer seperti menambah energi untuknya.
"nah dihabiskan ya Summy" Ucap lembut Artemis sambil mengelusi badan Summer yg sedang menyantap makanan nya.
"kau tau, tadi aku kira aku melihat Wallis tapi sepertinya aku salah" Keluh Artemis yg agak kecewa karna dia berharap sekali bisa melihat Wallis lagi, tapi pria yg dijalan tadi sangat terlihat kasar benar-benar tidak seperti Wallis yg dia kenal menurutnya walaupun kpribadian sombongnya mirip.