Undercover

juni
Chapter #7

Chapter 6 : The Day

.

.

.

.

Artemis berlari menuju tempat Wallis menunggu, dia mengeret-geret kopernya yg berat, Artemis terus mengumpat dalam batinnya.

Artemis kebingungan mencari mobil Wallis karena banyak mobil yg terparkir disitu.

TIIINNNN...

Jantung Artemis copot saat mobil dibelakangnya membunyikan klakson, terlihat Wallis yg melambai dari dalam mobil tsb, Artemis segera menghampiri Wallis dan masuk kemobilnya.

"Aghh kau tau, kamu sangat membuat ku repot Wall" Desih Artemis yg sudah ngos ngosan kecapean lari.

Artemis berinisiatif langsung duduk dibelakang karena dia tidak mau diusir lagi seperti sebelumnya.

Wallis menoleh ke Artemis namun dia tidak melihat Artemis memegang coffee yg dia suruh bawa.

"Mana coffee ku??"

"Oh.. aku kerepotan jadi nanti saja dijalan belinya"

Mata Wallis menajam.

"Kau lihat didepan sana ada cafe kan, cepat bawakan aku"

Artemis menatap tidak percaya pada Wallis yg masih saja menyuruhnya namun Wallis selalu mengungkit soal perjanjian yg tidak seberapa itu.

dengan makan hati Artemis buru buru ke cafe depan membeli coffee yg diminta.

Dalam mobil Wallis tersenyum melihat wajah kesal Artemis yg kerepotan.

"Nih coffee mu, puaskan/? Aghh aku sangat lelah"

Artemis memejamkan matanya karena masih terlalu ngantuk, namun Wallis tentu saja tidak akan membiarkan itu.

"Oi jangan tidur! enak ajah memang aku supir apa" Ujar ketus Wallis membuat Artemis membuka matanya yg sangat berat.

Wallis langsung melempar tabnya.

"Liatin map aku tidak hapal jalan kesana, jadi kamu yg harus ngarahin"

"Kenapa ga ikut bus rombongan ajah sih, merepotkan begini"

"Aku tidak akan mau bersumpek-pekan dibus tentu saja, lagian kita sudah ketinggaln karena kamu yg tidur kaya kebo"

"Jelas lah orang rencana ku tidak ikut, kamu merusak libur ku tau!!" Omelan Artemis hanya membuat Wallis semakin senang, baginya semakin Artemis menderita semakin membuat Wallis terhibur.

Dengan keadaan sangat ngantuk Artemis menunjukan jalan walau Wallis sebenarnya sudah tau jalan ke tempat gathering itu.

Perjalanan cukup jauh kearah pegunungan memakan waktu 2 jam, Mata Artemis semakin berat dia tidak bisa lagi menahannya.

ㅤㅤ"Hei kemana lagi ini arahnya??" Tanya Wallis namun tidak dapat jawaban balik dari Artemis, saat dia meriksa belakang dengan spion dia mendapati Artemis yg tertidur.

Oh Wallis sama skali tidak ada rasa kasihan pada Artemis, dia memeriksa jalanan dan saat sepi tiba tiba saja dia mengeremkan mobilnya mendadak mengakibatkan Artemis bangun dengan kagetnya.

"Huaaa ada apa ini Wall ada apa??" Artemis melihat ke sekeliling namun tidak ada yg terjadi, dia malah melihat Wallis yg tersenyum-senyum.

"Tidak, hanya anjing nyebrang tdi ga liat-liat" Jelas Wallis tapi Artemis tidak percaya, Artemis yakin pasti itu salah satu ide usil Wallis.

Kali ini Artemis sudah sadar seutuhnya berkat berkali-kali Wallis membuat jantungnya copot.

ㅤㅤ

ㅤㅤ....ㅤㅤ

ㅤㅤ

Villa mewah dengan design material yg didominasikan oleh kayu dan bebatuan sangat menyatu dengan alam, halaman yg luas terdapat banyak pondok disekitarnya serta pemandangan dikelilingi oleh pegunungan.

Tempat yg sangat bagus untuk menikmati liburan, memanjakan mata dan membuang hal hal stress dari sibuknya berkerja.

Artemis sangat terpesona akan pemandanganya, sudah lama dia tidak menikmati pemandangan sejuk seperti itu.

"seperti dirumah dulu" Ucap Artemis tersenyum sambil bernostalgia akan rumahnya didesa.

Wallis hanya memperhatikanya saja dari spion, Wallis tidak menyadarinya tapi dia sekilas terpesona melihat Artemis yg tersenyum terlihat tulus saat itu.

"HEY ANESH!! " Teriak Artemis memanggil temannya itu saat dia baru sampai.

Anesh yg menoleh terkejut melihat Artemis datang bersama Wallis.

"Ar/? kok kamu datang dengan Wallis??"

Anesh sangat kebingungan karena Artemis kan bilang dia izin.

"Ceritanya panjang Nesh tapi aku jadi harus ikut nih"

"Hoi!! angkati barang-barang mu!!" Panggil Wallis meneriaki Artemis yg membuat orang orang terpaku dengan mereka berdua.

"Iyah iyah sih!! kau tidak bisa sabaran apah. dan juga jgn sok akrab denganku" Artemis sangat malu jika dia harus menjadi perhatian orang orang karena bersama Wallis.

"Jangan lupa koper ku juga, aku akan duluan masuk"

Wallis langsung pergi meninggalkan Artemis yg sibuk dengan bawaanya dan barang Wallis.

' sumpah dia bawa mayat apa gimana sih, berat bgt kopernya ughh" Keluh Artemis yg baru stengah jalan saja dari villa karena dia tidak kuat membawa koper-kopernya.

"Loh Ar kamu ikut!" Hana terkejut melihat Artemis yg ada disana, kedatangan Hana memberikan secercah harapan untuk Artemis.

"Iyah nih aku jadi ikut karena seseorang yg sialan, bantu aku yah bawain kopernya"

Hana belom sempet menerima kopernya, sudah diambil alih oleh Hero.

"Sini aku bawain deh Ar, kesana kan/?" Tanya Hero yg menunjuk ke arah villa.

Hana melongo, pikirnya mungkin Hero khawatir denganya yg membawa berat-berat membuat Hana senyum-senyum sendiri. Artemis mengiyakan dan jalan ke villa bareng Hana.

ㅤㅤ

ㅤㅤTatapan sinis Wallis meneror Artemis saat dia tau yg membawa kopernya adalah seorang laki-laki, dia menebak bahwa Artemis menggunakan parasnya agar laki laki nurut dengannya.

Wallis segera menarik kopernya itu dari tangan Hero dan menghampiri Artemis, membuat Hero sangat kebingungan.

Wallis hanya memberikan tatapan tajamnya ke Artemis dan pergi dari situ tanpa bicara apapun, tapi Artemis tau tatapan Wallis itu menyampaikan jika dia marah.

Orang-orang disitu menonton kelakuan Wallis serta Artemis dan malah jadi bahan gosipan mereka, Tomy pun yg melihatnya sangat ingin tau ada apa diantara mereka berdua.

"Sekarang masing-masing ambil kunci dan taruh barang kalian dikamar yah, nanti siang kita kumpul diaula untuk pembukaan. jgn sampe ga ada yg datang ya!"

Seru kepala pemandu gathering yang akan terus menginfokan jadwal-jadwal kehmgiatan selama disana.

ㅤㅤ

ㅤㅤArtemis langsung melemparkan badannya keranjang dikamarnya, kamar yg tidak begitu luas terdapat kasur double bed, tv dinding, mini kulkas yg sudah lengkap minuman didalamnya, kamar mandi dalam serta pemandangan luar yg langsung mengarah kepegunungan.

Kasurnya yg empuk terasa menarik Artemis untuk tidur lebih lama sampai ia tidak sadar sudah terlelap.

Ting...

Tingg..

Ting..

Suara chat yg berbunyi terus bertubi tubi.

Artemis bangun dengan malas memeriksa HPnya, baru saja dia memejamkan matanya itu beberapa menit.

[ Jangan tidur! ]

[ Bawakan aku minuman ]

[ Cepat balas!! ]

Chat dari laki laki yg membuat Artemis selalu geram.

[ Apa kau gila?? dikamarmu pasti sudah ada minuman juga kan!!??? ]

Balas Artemis kesal.

[ Tidak ada jus, aku mau jus! kau bisa ambil dari persediaan dapur ]

Lihat selengkapnya