"Oke, kenalin nama gue Ryan Anggara Putra. Panggil aja gue Ryan," ucapnya dengan lantang sambil memerhatikan satu persatu teman barunya yang sedang duduk dihadapannya.
"Ganteng banget, anjir!" bisik Nadia kepada Queen.
"Biasa aja ah, gak usah lebay gitu deh," jawab Queen malas
"Silakan duduk dibangku yang kosong," ucap guru tersebut kepada Ryan sambil menunjuk ke arah bangku kosong disamping Varel dan bersebrangan dengan bangku Queen dan Nadia.
Ryan hanya mengangguk dan segera menuju bangku kosong yang ditunjuk oleh Bu Siska barusan.
"Kenapa harus dideket Queen sih, kenapa gak sama gue aja?" bisik seorang cewek—Cintya—yang duduk dibelakang Queen.
Samar-samar Queen, Nadia, dan teman sebangku Cintya -Tara- dapat mendengar bisikan darinya. Hanya saja Queen dan Nadia tidak menghiraukannya.
"Heh, kalau lo duduk sama Ryan, terus gue sama siapa?" ucap Tara
"Sama Udin. Hahaha.." jawab Cintya
"Ogah banget gue," balas Tara malas
"Lagian lo kan cinta pertamanya Udin," ejek Cintya
"Sembarangan lo kalau ngomong." ucap Tara sambil menoyor kepala Cintya.
***
Saat Ryan sedang memerhatikan satu persatu temannya, pandangannya pun terhenti pada gadis yang duduk di bangku paling depan. Ya, gadis itu bernama Queen.
Mata mereka pun bertemu, dan saling menatap beberapa saat namun Aurel lebih dulu menghentikannya dan menghindari tatapan cowok tersebut.
Loh, Queen?! Nggak mungkin kan, dia Queen?!
Ryan terkejut saat melihat gadis cantik berambut panjang itu. Saat melihatnya, Ryan kembali mengingat sahabat kecilnya yang telah lama berpisah dengannya. Ia pun mulai mengingat sosok sahabat kecilnya dulu.
Ternyata benar, setelah Ryan mengingatnya, gadis yang ada dihadapannya ini memiliki paras yang sama persis dengan sahabat kecilnya.
***
Kring...
Setelah pelajaran kedua berakhir, bel pun berbunyi, menandakan waktu istirahat telah tiba. Sebagian siswa kelas 11 IPA berhamburan keluar kelas. Ada yang berniat pergi ke kantin untuk menyantap makan siang, adapula yang pergi ke perpustakaan untuk membaca buku ataupun hanya sekedar menenangkan diri. Sebagian lagi, mereka hanya memakan bekal yang mereka bawa dari rumahnya dikelas.
Queen dan Nadia pun berniat untuk pergi ke kantin bersama.
"Kantin kuy!" seru Nadia kepada Queen.
"Yuk ah, asal lo tahu aja ya, Nad, gue dari pagi sampe sekarang nahan laper. Kasian banget kan, gue?" jawab Queen dengan wajah memelas.
Benar, Queen tadi pagi belum sempat sarapan karena telat. Semalaman Queen membaca novel yang baru ia beli dari salah satu penulis yang ia idolakan.
"Emang enak. Salah siapa tadi pagi gak sarapan," sahut Nadi.
Saat mereka hendak pergi ke kantin, seorang cowok berpostur tinggi menghalangi mereka berdua.
"Gue mau ngomong sama lo," ucapnya dengan mata mengarah ke sang gadis pemilik rambut panjang.
"Lo ngomong sama tembok? Please deh ya, kalau ngomong tuh yang jelas. Yang dimaksud 'lo' tuh siapa? Gue? Atau Nadia?" ucap Queen sedikit kesal.
Sumpah, ngegas banget nih bocah.
"Ck. Gue mau ngomong sama LO, QUEENA AURELLIA." ucap Ryan dengan menekankan nama lengkap Queen.
Nadia pun menautkan kedua alisnya karena heran, saat Ryan menyebutkan nama seorang lengkap dari seorang Queen. Dari mana Ryan tahu nama lengkap Queen? Pikirnya.
Ada rasa bahagia dalam hati kecil Queen karena sahabat kecilnya masih ingat, bahkan dengan nama panjangnya. Namun Queen teringat kembali pada kenangan pahit yang telah dilalui dengan sahabatnya, Iyan.