Unforgettable (Argantara)

Ai Pitriani
Chapter #3

Menjiwai #3

Sepertinya benar, waktu dapat menghapus ingatan seseorang tergantikan dengan ingatan baru sementara yang lama dilupakan.

Alana masih menatap laki-laki itu, yang hanya dibalas tatapan tiada arti oleh lawannya.

Seolah mereka hanyalah dua orang asing yang tak sengaja bertukar pandang, terasa seperti ini hanya sebuah pertemuan biasa yang kerap kali terjadi.

Leana dan Alysha sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil dikawal oleh ajudannya, sementara Arez sendiri sudah lebih dulu pergi dengan mobil lainnya.

Mahendra masih berdiri ditempatnya memandang Alana dengan tatapan dingin, ulas senyum yang dulu selalu ada khusus untuk Alana kini berubah menjadi raut wajah tak terbaca yang ditunjukkan olehnya.

 Mahendra mengambil langkah pertama berjalan menuju mobilnya saat pintu telah dibuka, mereka berpapasan dengan Alana yang masih setia menatap kearahnya, berharap laki-laki itu akan berbalik dan menghadapnya.

Tapi itu hanya sesuatu yang sepertinya terjadi dalam imajinasi saja, nyatanya laki-laki meleos pergi tanpa sedikitpun meliriknya.

Tadinya Alana berpikir, dipertemuan pertama mereka setelah empat tahun akan berawal manis tapi faktanya yang terjadi malah sebaliknya.

Keduanya asing.

        ...

 Deretan mobil itu berhenti di halaman depan rumah mewah keluarga Argantara, para penjaga dan pelayan menyambut kedatangan mereka dengan segala hormat, semua orang menundukkan kepala memberikan sambutan pada Arez dan anak-anaknya.

Waktu berlalu begitu cepat, terangnya langit tergantikan oleh gelapnya malam.

Arez, Mahendra dan Leana makan malam bersama di meja makan, tersisa Alysha yang hanya duduk diam didalam kamarnya.

Gadis cantik itu menatap hampa keadaan sekitarnya, asing. Itulah yang dirasakannya.

Dari sekian banyaknya orang yang hidup di dunia, tak adakah satupun yang mengharap kehadirannya?

Kehidupannya begitu kaku, seperti buku cerita tanpa lisan. Kosong dan hampa.

 Itu bukan tatapan dingin ataupun ekspresi datar, gadis itu hanya tak tahu bagaimana cara berekspresi. Tak tahu bagaimana mengungkap atau menunjukkan emosinya.

Lihat selengkapnya