Malam mulai larut, jam menunjukkan pukul 22.45 pm.
Lampu pesta berkelap-kelip, musik menggema memenuhi ruangan dan suara gelas berdenting setiap kali mereka bersulang.
Seorang pria dengan setelan jas hitam berpadu dengan kemeja putih itu, duduk tenang di sofa dalam ruangan dengan pencahayaan redup, tak seorang pun berani mengusik ketenangannya. Bahkan para gadis pun tak memiliki keberanian untuk menggodanya walaupun mereka tergoda.
"You came back but didn't tell me anything,"
Tak ada keinginan untuk berbalik, sikap dingin dan datarnya tak menunjukkan minat melihat ke asal suara itu.
"you changed a lot dude" baru saja datang tapi sudah merusak ketenangannya, siapa lagi kalau bukan Varel sang sahabat yang berani melakukan itu padanya.
Empat tahun tidak bertemu, Varel tetap memiliki sifat menjengkelkan itu. Sedikit dari perubahannya mungkin, dia sedikit cuek sekarang.
Varel Bramantara, putra dari detektif Argadana Bramantara juga sahabat dekat Mahendra.
Yang dikenal sebagai pria baik hati namun cuek, tapi tetap dipuja banyak wanita.
Varel duduk di kursi samping Mahendra, meraih gelas berisi minuman beralkohol itu lalu menenggaknya sampai habis.
"Alana bilang kau tidak menyapanya saat bertemu," Mahendra mengangkat kepalanya saat mendengar ucapan Varel, ada rasa tertarik namun enggan menunjukkannya "dia menunggu empat tahun dengan sabar, seharusnya kau tidak mengabaikannya" tambah Varel, tak begitu mengharap respon lain dari lawan bicaranya karena jawabannya tetap sama, didiamkan.
Mahendra mendelik kan matanya, mimik wajah datar dan dingin itu membuat semua orang membeku merasakan atmosfer yang berbeda seolah akan diserap dan dilenyapkan kapan saja tanpa sisa. Suasana riang dengan musik menggema itu sunyi ketika berada disekitar Mahendra.
"Saya tidak berminat berhubungan dengannya lagi" ucapnya setelah lama terdiam, tak ada minat ataupun emosi dalam rangkaian katanya begitu tenang namun menusuk.
"Benar-benar tidak menghargai," gumam Varel.
...
Leana duduk dengan kepala Alysha di pangkuannya, dengan lembut ia mengusap surai hitam sang adik, hangat dan penuh kasih sayang.
Setiap detik yang berlalu suasana dipenuhi keheningan, tak ada satupun yang memulai percakapan membiarkan sunyi mengendalikan keadaan.
"Benar-benar tidak akan mengatakan apapun hm?" Leana mengawali percakapan, tangannya masih setia membelai rambut Alysha.