UNFORGETTABLE
Akhir pekan yang begitu melelahkan, hari ini Alana bekerja full time di Caffee Shop tempatnya bekerja.
Pikirannya sedikit terganggu dengan kejadian kemarin, beberapa kali ia tak fokus saat melayani pelanggan.
"Ayo Alana fokus fokus..." merutuki dirinya sendiri yang terus kehilangan fokusnya, menyerah dengan keadaan, gadis itu duduk lemas di kursi dengan wajah terbenam di kedua tangannya.
Tok...tok...
Suara ketukan meja, membuat Alana mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orang didepannya.
"Hi again..." seorang pria tampan tersenyum padanya setelah menyapanya dengan senyum hangat, Alana menautkan kedua alisnya merasa familiar dengan sosok didepannya ini.
"Menatap lebih dari tiga puluh detik, kamu akan jatuh cinta pada saya" ucapan pria itu membawa Alana kembali pada kenyataan.
Tatapan mata Alana yang melihatnya dengan bingung, membuat pria itu tertawa kecil "lupa?" tanyanya terus terang, yang dibalas anggukan kepala oleh Alana.
"Ice americano, kemeja kotak-kotak" dua clue yang diberikan pria itu cukup untuk membuat Alana mengingat kejadian beberapa minggu lalu, dimana seorang pria tak sengaja menabraknya dan menumpahkan segelas kopi padanya, dan Alana diberikan kemeja oleh pria tersebut.
"Tuan ice americano?" pria itu tertawa mendengar nama panggilan tak terduga dari Alana, "Asher, itu nama saya" ucapnya.
Setelah obrolan singkat mereka, keduanya duduk di kursi dekat jendela, tak lupa Alana juga menyajikan satu gelas ice americano yang biasa dibeli oleh Asher.
Saat Asher menyeruput kopinya, Alana memperhatikan kembali wajah pria itu yang dirasa mirip dengan Mahendra.
"Saya tahu, saya ini tampan. Tapi jika kamu terus menatap saya seperti itu, saya tidak akan tahan untuk tidak menggoda kamu" walaupun hanya guyonan, tapi tetap saja Alana dibuat tertawa olehnya.
"Ekspresi wajah yang tegas, tatapan hangat tapi juga tajam. Aku tidak menyangka jika kamu punya jiwa komedi seperti itu," Alana balas menggodanya.
Tak bisa Asher sanggah, ia memiliki ketertarikan pada Alana.
"Ngh..."
Melihat Asher yang nampak kurang baik saat menyeruput kopinya membuat Alana bertanya-tanya, apakah kopi buatannya kurang sedap. Pasalnya mimik wajah Asher menunjukkan rasa tidak puas saat mencicipi kopi racikannya.
"Apa rasanya tidak sesuai?" tanya Alana ragu-ragu, Asher menggelengkan kepalanya yang membuat Alana makin bingung.