Unforgettable (Argantara)

Ai Pitriani
Chapter #14

Luka dan Duka #14

💔 LUKA 💔

  Alana terdiam dalam keheningannya, sudah seminggu sejak Mahendra kembali dan gadis itu banyak melamun seolah terjebak dalam pikirannya yang bercabang seperti labirin yang tak bisa di temukan jalan keluarnya.

Setelah empat tahun lamanya, akhirnya laki-laki yang Alana tunggu kembali. Tapi bukannya terlihat bahagia, gadis itu malah nampak lebih murung daripada sebelumnya.

Matanya memudar sayu, berbinar dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya, bibirnya bergetar menahan suara rasa sakit yang ingin di pendam nya seorang diri tanpa harus orang lain mengetahui.

Deru nafasnya memburu, butiran air bening itu mengalir membasahi pipinya, tanpa izin pemiliknya.

Wajah cantik yang biasanya ceria dengan senyum sebagai pelengkap di bibirnya, kini hilang seolah tak pernah ada. Tawa lepasnya berganti menjadi isak tangis saat ia melampiaskan emosinya yang selama ini ia tahan.

"Nyatanya semua penantian ku berujung sia-sia," lirihnya

"Aku dibiarkan menunggu, terjebak dalam cerita masa lalu... Sedangkan dia memulai awal baru" suaranya kian tertahan, hatinya berdenyut merasakan tiap rinci rasa sakitnya.

  Syakira mengelus punggung gadis itu, ia tahu bagaimana perasaannya, tahu bagaimana sakitnya saat seseorang yang dicintai malah memilih orang lain.

"Kamu bahkan belum bertanya alasannya, belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. So, jangan menyerah tanpa tahu penyebab orang itu berubah" kata-kata Syakira memang ada benarnya, tapi semua itu hanya kalimat yang terucap dari mulut tanpa tahu bagaimana nanti harus melakukan.

"Tapi nyatanya dia bersama orang lain sekarang, seseorang yang memiliki status sebagai tunangannya" ucapannya sedikit tercekat saat mengatakan kalimat terakhir.

Syakira menghapus air mata di pipi Alana dengan ibu jarinya, "apa menurutmu Mahendra melakukan ini karena kemauannya atau karena tuntutan?" pertanyaan Syakira barusan membuat hati Alana kembali gundah, "Mahendra sangatlah mencintai kamu, rasanya tidak akan mungkin kalau dia dengan sukarela bertunangan dengan wanita lain" semua itu masuk akal, Alana tahu seberapa besar pria itu mencintainya.

"Tapi jika dia tidak secara sukarela melakukannya, dia takkan mungkin mencium wanita itu kak Asya" ucapnya parau saat mengingat bagaimana cara Mahendra memperlakukan Serena.

   Selama seminggu ini Alana merasakan sakitnya luka baru yang tumbuh dalam hatinya, saat luka lama pun belum sembuh tapi luka baru malah menggores hatinya lebih dalam.

"Rasanya sakit sekali, sampai bernafas pun terasa sangat sulit" gumamnya pelan.

...


Lihat selengkapnya