Unfriended in Japan

Yohana Ekky Tan
Chapter #22

Yang Menggelikan — 1

[2024, Oktober 15]

Pertemuan dengan Patricia cukup mengguncang Jane. Ia menjadi gelisah dibuatnya semalaman. Tidurnya tidak nyaman akibat perkara yang terus menyita pikirannya.

Sambil duduk di depan laptop menanti kedatangan murid pertamanya, Jane baru teringat bahwa seharusnya ia bisa menagih uang Bobby pada Patricia kemarin. "Ah, parah. Gara-gara emosi, jadi lupa kan," gumamnya. Ia memainkan karet rambut di tangannya. "Ah! Apa aku pakai kesempatan ini aja ya?"

Jane membuka aplikasi LINE di laptop. Dibukanya obrolannya dengan Ryu, hendak menyampaikan ide padanya. Baru mengirim sebuah pesan sapaan selamat pagi, pria itu sudah menjawab.

<>

[Ryu] Selamat pagi, Jane. Ide apa?

[Jane] Saya mau mendatangi Patricia untuk meminta pengembalian uang Bobby ke dia. Pura-puranya, saya mau memastikan permasalahan ini selesai.

[Ryu] Oke. Tapi bagaimana caranya? Dan kamu mau datang sendiri?

[Jane] Ya, nggak papa. Saya bisa sendiri.

[Ryu] Saya nggak yakin itu ide yang bagus, Jane. Lebih baik saya menemani kamu. Lagi pula, dia pikir kita memang dekat. Dengan begini, seolah-olah terlihat saya sedang mendukung kamu.

[Jane] Oh gitu... Jadi, apa boleh saya kirim pesan ke dia, minta untuk bertemu?

[Ryu] Kamu bisa coba. Semoga dia mau kooperatif.

<>

Masih ada sepuluh belas menit sebelum kelasnya dimulai. Dengan terpaksa Jane membuka blokiran akun Patricia di LINE. Ia tidak menunggu lama untuk mengirimkan pesan pada gadis itu. Tanpa berbasa-basi diungkitnya mengenai uang Bobby. Sekali lagi, dia harus mengerjakan kembali pekerjaan sampingannya itu sebagai seorang rentenir.

~~~

Sampai lewat jam makan siang, belum ada balasan dari Patricia. Ketika Jane berusaha menelepon gadis itu baik di LINE maupun Instagram, hasilnya nihil. Panggilannya diabaikan. Ia menjadi sedikit panik jika nantinya didapati bahwa sang penipu sudah melarikan diri.

Tetapi hatinya merasa lega ketika Ryu meneruskan pesan singkat dari Rina. Isinya adalah mengenai kondisi Patricia di panti jompo. Gadis itu sedang terbaring lemah di kamarnya, akibat pengaruh kehamilannya.

<>

[Jane] Ryu, kamu lagi senggang? Aku bisa telepon?

<>

Bukannya mendapatkan balasan pesan, panggilan masuk dari Ryu datang. Jane segera menekan tombol hijau di layarnya. "Hai, Ryu," sapanya. "Jadi bagaimana langkah selanjutnya ya? Lebih baik dibiarkan atau apa?"

"Kalau menurut saya, selama Patricia enggak melarikan diri, itu lebih baik," jawab Ryu dengan suara sedikit serak dari seberang. "Untuk saat ini, saya dan Pak Takahashi sedang menyortir semua bukti penipuannya. Dan dari semua ini, sebetulnya dia bisa dijatuhi hukuman pidana. Sayangnya, belum ada satu pun yang punya bukti transfer seperti kamu, Christine dan Bobby."

Lihat selengkapnya