Unfriended in Japan

Yohana Ekky Tan
Chapter #24

Yang Diharapkan

[2024, Oktober 16]

Panggilan masuk dari Bobby datang di tengah kelas Jane berlangsung. Ia hanya meliriknya dan membiarkannya berakhir begitu saja. Tetapi di sisa lima belas menit pelajaran, pikirannya mulai bercabang. Setelah hampir dua minggu tidak ada kontak dengan temannya itu, kini ia menghubungi kembali. Dalam dugaan cepatnya, ada kabar baru yang ingin pria itu sampaikan mengenai Patricia.

Usai menutup tab situs belajar bahasa daring di mana Jane mengajar, ia segera membuka pesan yang datang setelah panggilan tak terjawab itu. Betapa terkejutnya ia mendapati berita mengenai ditahannya sang penipu oleh kepolisian Indonesia. Cepat-cepat Jane membalas pesan Bobby untuk mencari tahu apa yang terjadi.

<>

[Jane] Kak, maaf ya aku tadi masih ngajar. Itu gimana ceritanya?

[Bobby] Aku nggak sengaja papasan sama dia kemarin sore di minimarket. Tapi dia nggak ngeh sama aku. Aku lihat dia lagi bayar tiket kereta api. Dari pada kehilangan dia lagi, aku langsung telepon Pak Rudi. Nggak lama Pak Rudi datang untuk menyelidiki bareng aku. Ternyata dia emang mau melarikan diri. Nggak tahu kenapa. Padahal dia baru kerja di panti jompo. Mereka punya surat penahanan, jadi Patricia langsung dibawa ke kepolisian.

[Jane] Mm, Kak, sebenernya ada yang belum aku kasih tahu ke kamu.

[Bobby] Apa, Jane?

[Jane] Beberapa hari ini tuh aku sama polisi Jepang yang lalu, juga menyelidiki Patricia. Mungkin kamu nggak dikasih tahu sama Pak Rudi. Tapi kata Ryu, Patricia nggak bisa langsung ditahan. Jadi aku kaget kalo sekarang dia ditahan.

[Bobby] Ya ini Patricia nggak langsung dipidana. Dia ditahan untuk diperiksa aja. Tapi kan ini kabar baik. Mendingan kamu kasih tahu polisi Jepangnya, biar mereka ikut datang ke kantor polisi. Tempat yang sebelumnya kita datangi itu.

[Jane] Oh gitu ya. Oke aku sampaikan dulu ya. Makasih, Kak.

<>

Tanpa menunggu semenit pun, Jane menghubungi Ryu. Ia mengatakan semuanya, sekaligus meneruskan pesan dari Bobby untuk dibacanya. Ternyata pria itu dan Yuki juga dikabari oleh pihak kepolisian Indonesia belum lama ini dan sedang dalam perjalanan menuju ke kantor polisi tersebut.

***

Kabar terbaru dari Ryu baru datang sekitar pukul lima sore. Agaknya ada proses yang panjang terjadi di kepolisian. Tetapi semua itu membuahkan hasil yang baik. Katanya Patricia harus diperiksa lebih lanjut karena bukti-bukti yang memberatkan, termasuk yang dari pihak kepolisian Jepang.

Salah satunya adalah laporan Jane dan Christine pada bulan Mei. Itulah sebabnya, kedua wanita tersebut sekali lagi diminta untuk datang ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Kali ini Christine juga harus memberikan kesaksian karena terlibat langsung sebagai korban Patricia.

Pada pukul tujuh malam, Jane dan Christine hadir di kantor polisi. Rudi, petugas yang dulu mencatat keterangan Jane hadir dengan didampingi oleh kepala supervisinya. Mereka menghabiskan satu setengah jam kurang lebih di dalam ruangan interogasi.

"Ryu, Patricia di sini juga?" bisik Jane saat bertemu kembali dengan pria itu. Ia merasa tidak akan sanggup menatap gadis itu.

Yang ditanyai menggeleng. "Karena bukan tahanan, dia diijinkan pulang. Tapi ada petugas yang mengawasi dia supaya enggak melarikan diri," beritahunya.

"Lalu, kelanjutannya bagaimana?" Mendengar jawaban itu, Christine mengajukan pertanyaan. "Apakah ada potensi Patricia dipidanakan?"

Ryu mengangguk. "Kemungkinan besar iya. Ada bukti terbaru dari saksi kunci yang masih di Jepang, dan itu sangat memberatkan dia," jawabnya.

"Yang mana, Ryu? Berkaitan sama kesaksian Anwar itu?" tebak Jane, mengingat isi keterangan yang dibantu pembetulan transkripsinya kemarin.

Ryu meletakkan jari telunjuknya di depan mulutnya sendiri. "Jangan terlalu keras. Karena seharusnya kamu enggak boleh tahu. Biar itu jadi urusan kita pribadi," bisiknya.

Bibir Jane bergerak ke samping, giginya pun tampak berjajar rapi. "Ups, maaf," balasnya dengan suara rendah.

Ryu menghela napas, memperdengarkan desahan di mulutnya. "Tapi ya, betul. Ini tentang penyalahgunaan penggunaan identitasnya di Jepang. Dia nggak boleh membantu orang Indonesia bekerja secara ilegal, apa lagi mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri," ujarnya.

Lihat selengkapnya