"Sini sepedanya gue yang bawa." Kanei tidak memprediksi bahwa Arsa akan mengambil alih sepedanya sebelum dia menjawab perkataan Arsa. Dengan gerakan yang tiba-tiba juga, jari-jemari mereka saling menyentuh. Jantung Kanei berirama yang setara dengan lagu Rhoma Irama atau artis yang setara dengan beliau, yang bikin para pendengar ikut berjoget ria. Sama halnya dengan jantung Kanei, dia dengan nakal berjoget tak terkendali nyaris lepas dari kukungan tulang rusukny, perut Kanei mual.
"Kenapa muka lo jadi merah?"
"Eh?"
"Lo sakit? Wah suatu kemajuan seorang Kanei bisa sakit begitu."
Untuk menutupi rasa gugup serta malunya, Kanei mendorong sepedanya begitu saja bikin Arsa meringis. Dia pergi meninggalkan Arsa, masa bodo dengan keadaan Kanei sekarang. Intinya dia tidak ingin kalau cowok itu mendengar bunyi berisik yang ada di dalam sana, bisa gawat.
"Eh, tunggu dong."
"Bomat!"
"Galak amat sih jadi cewek, gimana mau ada yang suka sama lo coba kalau galak begini."
Sontak Kanei langsung berbalik sambil berkacak pinggang. "Terus urusannya sama lo apa? Toh gue juga gak gigit orang tuh, gue itu cewek galak tapi berkelas."