“Aseek! Yong dapet surat cinta lagi!” teriak Koko gempar. Perhatian teman-teman kelasnya langsung terarah pada Yong. Yong cuma senyum-senyum salah tingkah. Wajahnya merah seperti habis dibelai bidadari.
“Asli Yong?”
“Bantai, Yong, bantaaiiii.”
“Bener kan Yong, suratnya dateng tiap hari Jumat abis jumatan? Kata gua juga apa!” Koko menambahi.
Teman-teman kelasnya berkomentar ramai. Salah satu teman perempuannya malah menanggapi komentar yang lain. “Kenapa dibantai? Harusnya disikat kali,” katanya dengan suara cempreng. Lalu langsung dibalas oleh Yong, “pantat sapi kali, disikat,” dan disambut tawa oleh teman-teman kelasnya.
“Dari siapa sih emang itu surat? Kok Yong macam girang bener?” tanya sebuah suara. Gak tahu siapa yang nanya, tapi tetap dijawab oleh Si Koko alias Michael. Dia sedang berperan sebagai juru bicara Yong karena yang bersangkutan lagi kelimpungan dengan perasaannya sendiri.
“Kayaknya sih itu, cewek X-2 yang rambutnya lurus sebahu. Yang putih, yang suaranya serak-serak basah. Yang cantik!” cerita Koko meyakinkan. Mata sipitnya membelalak selebar mungkin, tapi tetap saja kecil. Teman-teman lainnya mulai pada kasak-kusuk mendengar penjelasan Koko.
“Wah, Becca Meida anak cheers? Masa sih?”
“Oh, namanya Becca!” tiba-tiba Yong ikut menanggapi.
“Temen SMP gua itu mah!” aku Manda. “Tapi gak deket,” sambungnya. Lalu disambung kata ‘yaaaaah’ yang panjang dari teman-teman yang lain.
“Apa kata suratnya, Yong?” tanya yang lain penasaran. Sebenarnya mereka ingin Yong membacakan suratnya, tapi Yong gak mau. Malu katanya.
“Cuma nyapa dan nyatain perasaan gitu.”
“Ada namanya?”
Yong menggeleng.
“Terus kenapa bisa bilang suratnya dari dia?”
“Feeling,” jawab Yong mantap.
“Bukan feeling, itu mah ngarep kalii,” ejek Manda. Tawa teman-temannya meledak lagi. Yong juga ikut ketawa tapi buru-buru pamit pulang. Hatinya berharap akan bertemu gadis yang bernama Becca itu lagi di sekitar rumahnya, seperti yang sudah-sudah.
Selepas Yong pamit, anak-anak kelasnya masih ramai membicarakan surat cinta yang diterima Yong. Mereka gak percaya kalau Becca yang ngasih surat itu. Koko masih ada di sana, mati-matian membela Yong. Diam-diam dia nampak bangga temannya dikirimi surat oleh Becca. Meskipun dalam hati ingin juga kalau dia yang bisa bersanding dengan Becca.
“Serius Becca Meida yang kasih? Orangnya yang agak judes gitu bukan sih?” tanya seorang cowok.