Kegaduhan dari koridor sebelah, telah menarik perhatian Yoshi dan Hiro. Keduanya langsung mencabut senapan masing – masing dan bergegas menghampiri sumber keributan.
“Ya, Tuhan.” gumam Yoshi terkejut. Koridor itu nyaris terblokir sepenuhnya oleh ranjang pasien yang malang melintang di tengah jalan dan orang – orang yang bergeletakan pingsan di lantai. Tampak Laras dan Lucy sedang berkutat di tengah – tengah kekacauan itu, sementara tak jauh di depan mereka, dua sosok mengerikan sedang berjalan menghampiri.
“Mayat hidup.” desis Hiro.
“Merunduk!” teriak Yoshi pada Laras dan Lucy. Dia berlari maju, memuntahkan isi senapan di tangannya. Proyektil peluru beterbangan, melesat tipis di atas kepala Laras dan Lucy yang merunduk tepat waktu.
Dua mayat hidup itu memekik keras ketika peluru menembusi kepala mereka. Keduanya tumbang sambil memuntahkan cairan hitam legam ke lantai.
“Kalian tidak apa - apa?” kata Yoshi, mencabut pisau di pinggangnya, lalu memotong ikatan di kaki Lucy.
“Ya. Untung kau datang tepat waktu, Letnan.” kata Lucy dengan nafas memburu.
“Kau tak apa – apa?” Yoshi mengulang pertanyaan itu dalam bisikan sambil menatap Laras.
“Kau kembali.” Laras menatap Yoshi dengan ekspresi campur aduk.
“Ya. Untuk menepati janji.” Yoshi tersenyum kecil.
Hiro berdeham. “Maaf, memotong obrolan reuni kalian. Tapi, nampaknya kita harus bergegas.” Hiro mengedikkan kepalanya ke lantai. Orang – orang yang tadi dilumpuhkan Laras mulai bangun.
“Ayo.” kata Yoshi, membantu Lucy turun dari tempat tidur. “Kita harus segera pergi dari sini.”
“Masih ada satu orang lagi yang harus dijemput.” kata Laras, mengamit tangan Lucy. Membantunya berjalan.“Rick. Kita harus mencarinya.”
“Sepertinya itu mustahil.” kata Lucy sengau, seperti menahan tangis. Dia berpegangan lebih erat pada Laras. “Rick sudah tergigit, Laras. Mungkin dia sudah berubah jadi mayat hidup sekarang.”
“Soal itu, sepertinya masih ada harapan.” Hiro buka suara. “Kasus teman kalian sedikit unik. Statusnya tetap non-reaktif setelah tergigit. Dugaanku, karena efek antivirus di tubuhnya.”
“Antivirus?” kata Laras dan Lucy bersamaan.
Yoshi dan Hiro bertukar pandang suram.
“Ini memang rumit.” kata Yoshi. “Kuceritakan sambil jalan.”
***