Layar besar di hadapan Emma, akhirnya memunculkan wajah – wajah yang sudah dia tunggu. Orang – orang berkuasa itu tampak jengkel, mendapat panggilan konferensi video yang mendadak.
“Sebaiknya ini berita bagus.” perempuan tua berambut keriting di tengah layar mengomel. “Ada apa gerangan, sampai anda memanggil kami semendadak ini, Prof—tunggu siapa kau?” perempuan tua di layar mengernyit memandang Emma.
“Selamat sore, Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya yang terhormat.” sapa Emma.
“Dimana Shiro-Issi?” tanya seorang lelaki gemuk.
“Profesor sudah tewas.” kata Emma kalem.
“Jangan bergurau, nona.” hardik si perempuan berambut keriting.
“Saya tidak bergurau.” Emma menggeleng. “Profesor sudah tiada, dan saya ada di sini untuk menggantikan beliau.”
Sosok – sosok di layar berceloteh ramai.
“Harap tenang saudara – saudara.” perintah si perempuan tua. Orang – orang di layar langsung terdiam. “Kau bilang, kau pengganti Shiro-Issi?”