UNIVERSE

Nadine Mandira
Chapter #5

SAGITARIUS A STAR - HAMPA YANG MENARIK CAHAYA

Mata Antari menyisir ke sekeliling kampusnya. Menurutnya hari ini cukup penting untuk sebagian orang. Ia bisa melihat dengan jelas mereka tertawa, mengobrol, memulai pertemanan, dan mungkin menuliskan kisah cintanya hari ini. Pada hari pertamanya dulu, Antari tidak mendapatkan satupun teman. Kemampuan bersosialisasinya sangat minim, ia memilih untuk menjauh dari keramaian. Dari dulu ia terbiasa melakukan apa-apa sendiri, hingga Raditya datang dan membuat hidupnya berwarna.

Pada hari Antari menarik dirinya dari kelompok Ghea sebenarnya ia tidak tahan dengan cercaan yang dilontarkan Ghea dan teman-temannya. Suatu waktu ketika mereka sedang mengerjakan kerja kelompok, dimana ketika Antari mengatakan kerja kelompok berarti hanya dia yang bekerja, sisanya sibuk bermain Jujur atau Tantangan.

Truth or Dare, Len?” tanya Ghea.

Truth,” jawab Lenna.

“Siapa yang paling jelek di antara kita?” tanya Andin.

Mata Lenna mengarah lurus ke Antari. “Maaf, ya, tapi menurut gue si Antari.”

Mereka semua tertawa. “Soalnya kulit dia gelap gitu, matanya aneh, dan badannya agak gempal gitu. Bener kata lo, Ge, kulit gelap lo lebih bagus ketimbang Tari. Haha, maaf ya, Tar.”

Entah kenapa ejekan itu sangat membekas di ingatannya. Trauma yang disebabkan oleh ayahnya dan ejekan mereka membuat Antari semakin cemas akan rupa wajahnya. Antari jadi sering mencoba berbagai produk kecantikan, menggunakan berbagai riasan untuk menutupi kecacatan di wajahnya. Di tiap reuni SMA, teman-temannya mulai memuji wajah Antari yang menjadi lebih cantik saat bersama Raditya.

Langkah ringannya tiba-tiba saja berhenti karena bayangan bahu lebar pria memblokir jalannya. Antari menengadah, melempar tatapan sinis, dan melangkah ke kiri untuk menghindarinya, tapi pria di depannya mengikutinya ke kanan ataupun kiri.

“Permisi, saya mau lewat,” kata Antari ketus.

“Oke,” pria itu mengiyakan, “tapi saya mau kenalan dulu sama kamu.”

Seketika gadis-gadis lain memperhatikan mereka. Seakan-akan mereka sudah mengetahui kegiatan tahunan pria ini dalam mendekati adik tingkat.

“Maaf, kak, saya udah punya pacar.”

“Kata siapa saya suka sama kamu?”

Jawaban kakak tingkat itu membuat Antari tertohok.

“Terus mau kakak apa?” tanya Antari, sebaik mungkin ia menyembunyikan amarah di nada tanyanya.

“Kenalan.” Pria itu mengulurkan tangannya.

Lihat selengkapnya