UNIVERSE

Nadine Mandira
Chapter #6

LUNAR - DIA YANG MENGORBIT BUMI

Balkon atap Antari merupakan tempat kesukaan keduanya sejak beberapa tahun lalu, terlebih ketika malam hari. Langit memancarkan banyak bintang dan bulan pun terlihat bersinar. Terkadang mereka menggunakan aplikasi untuk melihat keberadaan planet-planet, bulan, dan bintang.

 “Wah, di sana ada Saturnus!” Seru Antari dengan ponsel yang ia arahkan ke angkasa.

“Sayang banget aslinya nggak begitu keliatan dengan mata kita,” keluh Raditya. “Oh iya, ada yang mau aku tanyain.”

“Mau tanya apa?”

“Kamu jujur sama aku, kenapa hari itu kamu nunjuk aku untuk jadi teman sekelompok kamu? Pasti karena kamu suka kan sama aku!” goda Raditya ketika malam wisuda mereka.

“Ngaco!” bantah Antari. “Waktu itu spontan aja aku nunjuk kamu, karena aku pikir kamu orang yang nggak tegaan sama cewek.”

“Ah masa? Jadi kamu manfaatin aku dong?” Raditya memasang wajah sedih.

“Ya, bisa dibilang begitu. Hmm sebenernya–,” Antari menggantungkan kalimat selanjutnya.

Sebenernya cuma kamu yang nggak melihat aku dengan sebelah mata, cuma kamu yang ngebuat aku percaya diri, cuma kamu yang ngebuat aku ngerasa cantik.

Kata-kata itu tertahan tepat di ujung lidahnya. Tidak, Antari tidak boleh membiarkan Raditya tahu perundungan itu. Bagaimana jika nantinya Raditya sadar kalau Antari hanyalah sisi gelap dari bulan?

“Hahaha, muka kamu lucu banget!”

Raditya kembali tertawa, tangannya merangkul Antari. Saat itu Antari terlalu takut, terlalu malu untuk mengatakan kecemasan yang ia miliki akibat perundungan yang dilakukan Ghea dan kawan-kawannya selama hampir setahun. Antari takut akan reaksi Raditya, meskipun ia juga punya keyakinan kalau Raditya akan langsung membantah pernyataan Ghea. Pada akhirnya, ia memilih untuk menguburnya sendiri.

 “Kamu lebih suka matahari atau bulan?” tanya Raditya kemudian.

Antari memutar bola matanya, berpikir keras untuk menjawabnya. “Aku suka matahari, tapi aku lebih suka bulan.”

Lagi-lagi Raditya memasang ekspresi kecewa. “Bisa-bisanya!”

“Hahaha, dengerin dulu,” Antari mencubit pipi kekasihnya pelan, “Bumi memang berputar mengelilingi matahari, tapi bulan-lah yang selalu setia mengorbit bumi. Bahkan ketika matahari tenggelam, bulan seakan terbit di kegelapan. Bagi aku itu keren dan aku ingin seseorang yang datang saat aku sedang kacau.”

“Tapi aku sebagai matahari sangat menyayangi bumi milikku dan aku tidak akan meninggalkannya,” tegas Raditya. Telunjuknya mencolek hidung milik Antari.

“Ayo berjanji untuk saling setia.” Antari mengacungkan jari kelingkingnya. “Kita akan selalu bersama sesulit apapun masalahnya dan seberat apapun kesalahannya.”

“Siapa takut? Kita melawan dunia, hahaha!” Raditya langsung mengaitkan kelingkingnya tanpa pikir panjang. Tanpa pernah menduga apa yang akan ia lakukan seiring berjalannya waktu. Tanpa menyadari telah menyakiti hati wanita yang sangat ia sayangi karena tiba-tiba saja ia jatuh hati dengan wanita lain.

Lihat selengkapnya