University of the Dead

Adri Adityo Wisnu
Chapter #1

Chapter 1

Sejak dini hari, pak mandor sudah tiba di lahan konstruksi. Ia singgah dahulu ke kantor portable-nya yang terletak tidak jauh dari lahan pembangunan. Dari ruangan kecil itu ia bisa mendengar kebisingan di luar. Para pekerja sudah mulai bekerja sebelum ia tiba. Pak mandor belum siap untuk menghampiri lahan konstruksi dan mendengar segala kebisingan itu secara langsung. Kepalanya masih sangat pusing bekas pesta semalam. 

Ia melempar tasnya ke meja dan duduk di kursi. Pak mandor memijit-mijit dahinya perlahan, sambil mencoba untuk mengalihkan suara-suara di luar dengan memfokuskan dirinya untuk memikirkan hal lain. 

Cara itu berhasil!

Tiba-tiba saja kebisingan di luar menghilang. Awalnya masih terdengar suara mesin ekskavator, namun tidak lama itu pun hilang. Pak mandor menghela napas lega. 

“Lumayan merem dulu 10 menit,” pikirnya.

Baru saja ia berpikir begitu, pintu kantornya menjeblak terbuka. Seorang pekerja konstruksi datang dari baliknya.

“Pak! Bisa ikut saya sebentar?”  katanya tanpa banyak basa-basi.

“Aduh ada apa sih?”

“Ayo pak, sebentar saja.”

Sembari menggerutu pak mandor mengikut anak buahnya ke luar kantor dan menuju lahan konstruksi. Dari kejauhan pak mandor dapat melihat para pekerja sedang mengerumuni sesuatu. 

“Ada apaan nih?” kata mandor sambil menyibakkan para tukang untuk menuju ke barisan depan. 

“Ini… apaan?” tanya pak mandor ketika ia melihat sebuah benda hitam dan besar tergeletak di atas tanah.

“Saya tadi nemu ini pas lagi ngeruk tanah, pak,” kata operator ekskavator. “Tiba-tiba tangan ekskavatornya mandek, kayak kepentok sesuatu. Ya udah saya minta temen-temen cek. Ternyata nemu ini. Saya ambil pake ekskavator, saya keluarin dari tanah.”

Pak mandor menghampiri benda itu dengan hati-hati. Ia berlutut di dekat benda itu dan mengeluarkan pulpen. Pak mandor menyentuh benda itu dengan ujung pulpen, tidak terjadi apa-apa. Ia menekannya perlahan, ternyata benda itu terasa keras. Ia ketuk beberapa kali dengan ujung pulpen, rasanya seperti mengetuk sebuah besi.

Dilihat lebih dekat ternyata benda itu tidak sepenuhnya berwarna hitam. Ada beberapa bagian kecil yang berwarna jernih, dan dari bagian tersebut pak mandor dapat melihat bahwa bagian dalam benda itu berwarna biru muda. 

“Apakah ini jenis mineral baru? Wah bisa mahal nih kalau dijual!” pikirnya. “Hey! Kalian, bawa ini ke kantor saya.”

Namun para tukang malah bengong dan saling lihat. 

“Yeee kenapa bengong?! Buruan!”

Dua orang bergerak untuk mengangkat benda itu, tapi ternyata berat, sehingga butuh dua orang lagi untuk menggotongnya, itupun masih kewalahan. 

Sakit kepala pak mandor hilang begitu saja atas penemuan yang dianggapnya sebagai harta karun ini.

*********

Lihat selengkapnya