Seorang cewek berambut panjang dengan kacamata duduk santai di bangku semen selasar kampus. Matanya tidak lepas dari layar ponsel, jarinya gesit scrolling tanpa memperdulikan sekitar. Saking fokusnya, dia bahkan tidak sadar ada seseorang berdiri persis di sebelahnya.
"Yuhuuuu!" suara nyaring tiba-tiba meledak di telinganya.
"AAAH!" Cewek itu refleks jerit kecil sambil loncat dari tempat duduk. Begitu nengok, ternyata pelakunya—Maya, sahabatnya sendiri.
"Ya ampun, Rin! Lo tuh nggak bisa banget jauh dari HP," goda Maya sambil ngakak.
"Gila lo! Mau bikin jantung gue copot apa!" Rin mendengus, masih kesal, lalu kembali duduk.
"Eh sumpah, gue udah manggil lo dari tadi. Lo aja yang budek gara-gara keasyikan. Lagi nonton apaan sih?" Maya ikut duduk di sebelahnya sambil memberikan botol teh dingin.
"Makasih, May. Nih liat." Rin kasih lihat layar ponselnya. Seorang streamer cowok lagi live main game baru.
"Eh bentar... sejak kapan Rinanda Hardian doyan nontonin orang main game?"
"Bukan doyan gamenya sih. Cuma... jagoannya cakep aja. Jadi ya gue nonton."
"O...ke?" Maya melirik ke arah jalan yang tadi dia datangi. "Si Candi mana? Udah jam segini belum nongol juga."
"Ih, mana gue tau. Emangnya gue emaknya?" Rin pura-pura cuek, tapi jelas keliatan salah tingkah.
"Tiga menit lagi dia nggak dateng, tinggalin aja deh. Ngomong-ngomong, kenapa lo sama Candi nggak jadian aja sih?"
"Ih apaan sih, May! Kita cuma temenan."
"Yaelah. Gue juga temenan sama Candi. Tapi yang pertama dia cari kalo butuh cerita siapa? Lo. Dia kepikiran joke baru aja yang pertama ditelepon siapa? Lo juga."