Pada dasarnya, manusia memiliki kebodohan dan kepintarannya masing-masing. Pilihannya diserahkan pada kita sendiri. Apakah kita ingin menjadi pintar atau bodoh?
Aku selalu ingin menjadi pintar, membuat bibit pintar dalam tubuhku berkembang tiap detiknya. Namun ... setelah apa yang aku katakan beberapa menit lalu pada orang yang kucintai, aku rasa aku sudah menjadi orang yang paling bodoh.
Aku menyakitinya, menyakiti hatinya begitu dalam. Aku mengungkapkan kata cinta padanya lalu menjatuhkannya begitu saja. Apa lagi yang lebih bodoh dari itu?
Rura (Runa), milikku. Aku memintanya untuk menjaga jarak. Secara tidak langsung aku meminta dia untuk pergi jauh.
Aku pikir itu yang terbaik, demi keselamatannya. Tapi saat dia langsung pergi begitu saja dengan air mata yang bercucuran, aku kembali berpikir ... yang sudah dilakukan tidaklah benar sama-sekali. Bukan membuatnya aman namun malah sebaliknya.
Tapi lagi-lagi aku membiarkan kebodohan menghinggapi kepalaku. Aku malah membiarkannya pergi, berniat untuk membuatnya memiliki ruang untuk sendiri, namun nyatanya malah membuatnya menjauh pergi.
Tetapi untungnya aku memiliki sahabat yang tidak sebodoh diriku. Dia memang bodoh karena telah menghancurkan rencanaku selama ini tapi karena dia mau memperbaiki kesalahannya, kebodohannya jadi berkurang sedikit.
Erwin (Ari) mengawasi Rura tanpa sepengetahuanku. Aku tentu marah saat dia mengatakan hal itu. Namun saat dia memberitahukan jika Rura diculik di bandara dan mungkin saja nyawanya dalam bahaya. Aku merasa, Erwin adalah malaikat sekaligus iblis dalam satu tubuh untukku dan Rura.
Aku makin bodoh lagi saat itu dengan memukul wajah Erwin karena dia yang mengikuti Rura tanpa sepengetahuanku. Rasa cemburu melihat Rura diperhatikan oleh orang lain membuat kepalaku langsung mendidih begitu saja.
Aku benar-benar sangat mencintainya. Menjadikan Rura istriku adalah hal terbaik dalam hidupku selama ini. Kalian mengetahuinya selama ini, bagaimana aku mencintainya hanya karena dia yang mengucapkan kalimat 'tolong' sejak kecil dulu. Namun percaya atau tidak, aku memang sudah mencintai Runa sejak kami masih kecil.
Sejak pertemuan kami yang yang pertama kalinya, aku terus mengawasi gerak-geriknya, memastikan agar dia hidup dengan bahagia hingga waktunya tiba aku yang meminangnya.
Semua terwujud seperti apa yang aku inginkan, namun aku juga yang menghancurkan. Aku pintar dalam segala hal dan harus menyombongkan hal itu. Namun dengan Rura, aku menjadi orang yang bodoh sekali, bahkan sangat bodoh.
Perkiraan ku ternyata sangat benar selama ini. Deani (Desi) dan Revan (Reza) yang berada di balik segalanya. Revan yang memang menyukai Rura dan Deani yang memiliki dendam pada Rura. Tujuan yang sama membuat keduanya ingin memisahkan Rura dariku.
Percaya atau tidak, ternyata Deani adalah saudara tiri Rura. Ayah Rura diam-diam memiliki hubungan dengan ibu Deani dan menghasilkan Deani, namun ayah Rura tidak ingin bertanggungjawab atas Deani yang sedang ada dalam kandungan saat itu karena istrinya juga sedang mengandung Rura saat itu.
Ayah dan ibu Rura hidup seperti biasanya, seakan tidak mempunyai masalah apa-apa. Sedangkan ibu Deani hidup menderita, dia bahkan mencoba bunuh diri namun saat itu ayahnya Deani yang sekarang datang menawarkan uluran tangan. Ibunya Deani menyambut dengan bahagia. Mereka berdua mencoba menata hidup, menganggap masa lalu adalah hal yang tidak perlu dipermasalahkan.
Deani pun lahir, keluarga mereka makin bahagia. Hingga persaingan perusahaan antara ayah Rura dan terjadi, ayah Deani ditipu oleh ayah Rura hingga dia menjadi kalah yang menyebabkan kebangkrutan pada keluarganya.
Mereka mencoba menerimanya, mereka tidak tahu jika kekalahan mereka karena kesengajaan. Namun karena ketidaksengajaan, mereka mengetahui segalanya dan saat ibu Deani mengetahui segalanya dan siapa orang yang ada di balik itu, rasa dendam menyelimuti hati dan pikirannya. Diam-diam, ibu Deani mengirimkan sebuah teror kepada keluarga Rura, khususnya ayah Rura. Namun karena kekuasaan yang besar, ibu Deani sendiri lah yang terkena dampaknya sendiri. Dia tertabrak dan pelaku itu adalah suruhan ayahnya Rura.
Keadaan ibu Deani kritis saat itu, dia tahu ini semua perbuatan ayahnya Rura, makanya sebelum dia pergi dia memberitahukan rahasianya pada Deani secara langsung dengan tujuan agar dendamnya terbalaskan. Dan hal itu terjadi, ibu Deani pergi dengan meninggalkan dendam di hati Deani untuk keluarga Rura. Untuk ayahnya Deani sendiri, dia benar-benar orang yang sangat tulus, dia sama sekali tidak mengetahui tentang hal ini.
Aku sama sekali tidak menyangka saat mengetahui fakta itu ternyata benar adanya. Harus kuakui, ayahnya Rura memang orang yang cukup kejam. Tidak salah jika Deani memiliki sebuah dendam namun yang salah adalah cara dia membalaskan dendam nya.
Ingat sebuah episode di kartun 'Spongebob Squarpants' tentang Patrick yang memiliki hidung baru? Di sana Patrick begitu meyebalkan sekali, dia banyak menganggu orang karena hidung yang baru dia dapatkan. Namun Patrick tidak salah di sana, dia hanya ingin seperti orang-orang yang bisa mencium sebuah bau, namun apa dayanya jika hidung itu ternyata membuatnya di benci oleh warga di Bikini Bottom.
Hampir semua orang dendam padanya dan bilang Patrick harus tiada. Namun Spongebob dengan bijaknya berkata. 'Yang salah hidungnya, bukan Patrick. Jadi hukum hidungnya, bukan orangnya.'
Mengangkap maksudnya?
Yang berhak menanggung akibat adalah orang yang menjadi sebab, bukan yang lainnya. Jika banyak orang yang membalaskan dendam pada orang yang salah dan sama sekali tidak mengetahui apa-apa. Dalam 5 sampai 10 tahun ke depan, dunia pasti tiada.
Rura tidak bersalah dalam hal ini. Dia tidak mengetahui apa pun, dia hanya punya ketulusannya. Aku bisa melihatnya dengan sangat jelas sekali. Bagaimana sikapnya selama ini pada orang.
Untuk Revan sendiri, dia benar-benar menyukai Rura. Dan aku sangat membenci hal itu, dia mengatakan perasaannya padaku dengan jelas. Aku ingin meninjunya, berani sekali dia mencintai orang yang sudah menjadi milikku. Namun aku menahannya selama ini.
Tujuanku tidaklah salah, aku ingin kita hidup bahagia tanpa ada gangguan besar yang akan menghancurkan kita berdua nantinya. Aku benar-benar terlalu mencintainya. Aku tahu Rura memiliki masalah dengan Deani dan itu harus ku selesaikan. Setelah hal itu selesai, aku akan mengungkapkan segalanya, mulai dari aku yang mencintainya dan ingin hidup bersama dengannya selama-lamanya.
Tapi manusia setengah malaikat dan setengah iblis itu--maksudku Erwin, dengan bodohnya menggagalkan rencanaku yang hampir sempurna dan berakibat penculikan Rura.
Aku memang kesal pada Erwin, tapi dia tidak salah juga. Dia adalah sahabat terperhatian yang aku punya, dia yang alim dan jarang berbicara mendadak jadi orang yang menyebalkan hanya untuk membantuku. Walaupun berat, harus ku akui, jika bukan karena Erwin aku tidak akan tahu kalau Rura juga mencintaiku sama dalamnya seperti aku mencintainya.