Unmeasured Bread

zeytanzil
Chapter #5

Delivery

Hana turun dari taksi, memerhatikan rumah besar bertingkat dua di hadapan. Dari balik pagar tinggi tempatnya berdiri, Hana dapat melihat taman berumput jepang terawat yang melingkari sepanjang muka rumah. Menilik mudahnya pesanan dadakan diproses, sang pemilik rumah sepertinya adalah salah satu petinggi Pangestu Grup.

Hari ini Putera Bakery sedang sangat sibuk. Dua orderan paket kue untuk acara kantor dan komunitas, serta pesan antar yang sedari pagi mengalir tanpa henti, membuat para pramusaji dan kasir juga diberi giliran tugas mengantar pesanan.

Hana baru datang sepulang bimbingan skripsi, belum sempat mengganti pakaiannya dengan seragam kedai, ketika Edo menyuruhnya untuk mengantarkan satu kotak cake ke alamat perumahan dengan harga beli paling mahal di Malang Raya ini.

Siapa ya kira-kira pembelinya? gumamnya penasaran.

Hana menekan bel rumah di samping pagar, menunggu sambil memangku bawah kotak—yang terasa dingin karena bungkusan es kering—dengan tangan. Beberapa menit kemudian, dia sudah berada di ruang tamu minimalis setelah dipersilahkan masuk oleh seorang asisten rumah tangga.

“Bapak lagi diatas, Mbak. Sebentar ya, saya panggilkan. Silahkan duduk. Mau minum apa?” tanyanya ramah.

Hana menggeleng. “Saya mau numpang kamar mandi, Bi. Boleh?”

Pengurus rumah berusia kira-kira pertengahan 40 itu mengantarkan Hana ke dekat ruangan kecil di bawah tangga, lantas berlalu memanggil tuan rumah. Dan Hana dibuat tercengang ketika menemukan Aditya berada di dapur setelah keluar dari toilet lima menit kemudian. Pria yang diketahui Hana sudah berumur 50-an tahun itu kelihatannya sedang membuat sesuatu, terdengar dentingan benda pecah belah.

Petunjuknya sudah begitu terang dan lagi-lagi Hana abai. Siapa lagi yang akan demikian mudah memesan kue di tengah kesibukan Putera Bakery jika bukan pemiliknya sendiri?

Pantas saja Edo berkata sang pemesan akan mengganti biaya taksinya. Dia mengutuk Edo karena tak bilang bahwa harus berkunjung ke rumah Arya.

Tapi harusnya sih, dia bisa tenang ya, jam-jam kerja begini Arya pasti di kantor.

Lihat selengkapnya