Unmeasured Bread

zeytanzil
Chapter #25

Pertemuan

Esok paginya, saat sedang menunggu giliran mandi setelah sarapan, Hana begitu terkejut melihat notifikasi ponselnya. Dia segera menyudahi menyikat gigi lantas mencuci mulut di wastafel dekat pintu kamar mandi.

Humaira, apa kamu senggang sore nanti? Aku ingin bertemu jika kamu ada waktu. Kebetulan aku lagi ada di Malang.

“Rin!” serunya menggedor-gedor pintu heboh.

“Aku baru masuk lima menit, Hana Humaira!” Rini balas berseru tak kalah keras.

“Ih, darurat ini, darurat! Kak Ervan lagi di Malang, nge-chat aku minta ketemuan. Buruan, lihat ini!”

Pintu segera terbuka, menampakkan kepala Rini yang tersaput busa-busa sampo. Menilik bunyi aliran air dari shower, nama Ervan manjur memaksanya melongokkan diri sejenak tanpa mematikan keran.

Rini membaca ulang pesan yang tertera di aplikasi bernuansa hijau itu. “Coba lihat ponselku, Na. Dia menghubungiku atau tidak.”

Hana segera masuk kamar, mencabut ponsel Rini dari kabel data, menunjukkan halaman ponsel yang hanya penuh dari notifikasi pesan grup dan teman-teman kelasnya.

“Keterlaluan. Berani-beraninya orang ini,” Rini mengusap matanya yang perih akibat busa sampo, menggeram kesal.

“Gimana? Kutemui nggak, nih?”

Diluar dugaan, Rini mengangguk cepat. “Temui aja, Na. Lalu kamu analisa, dia berniat menjelaskan padaku secara langsung atau tidak. Kalau tidak, akan kudatangi sendiri, dimanapun dia berada di Malang Raya!”

Setelah berkata dengan begitu berapi-api, Rini segera menutup pintu lagi. Hana menyumbat kedua telinga dengan ujung jari seolah tahu apa yang akan terjadi.

“Awas aja, Ervaann! Akan kuremukkan dan kulipat kamu menjadi dua!”

Hana berdecak menggeleng-gelengkan kepala maklum. Dia lantas bersegera mengetik balasan untuk Ervan.

Lihat selengkapnya