"Andy Herline, berapa kali harus aku katakan fokus saja pada pekerjaanmu jangan melampaui itu." Entah sudah berapa lama manager Andy-Mbak Madya berceloteh karena skandal yang Andy lakukan bersama Tiara di acara pemotretan tadi. Demi Tuhan, Madya tidak yakin akan sanggup tetap bertahan menjadi manager bagi pria ini, berada bersama pria itu- melihat pria itu dalam segala situasi: saat sakit, senang, mabuk bahkan telanjang dan tidur dengan aneka wanita. Menyelesaikan segala kehebohan yang dilakukan mahluk ini dan menjaga image cowok ini tetap sebagai pria baik-baik. Sementara hatinya sendiri kembang kempis dan berdarah-darah.
"Apa salahku di situ?" Andy bertanya santai tanpa dosa pada sang manager yang meremang saat mata hitam Andy yang tajam seakan mengobok-obok hatinya. Andy memang mempunyai sepasang mata yang selalu membuat para wanita meleleh. Tajam, tapi teduh sekaligus memabukkan. "Kesalahanku hanyalah karena aku tampan." Cowok itu menjawab sendiri pertanyaan yang dia ajukan dengan sombongnya.
Madya memang harus mengakui betapa tampannya artis yang dia managerin ini. Rambut Andy Herline tebal, hitam dan bercahaya tanpa harus memakai efek seperti di video iklan shampo. Dari rambut saja dia bisa menjadi bintang iklan shampo. Alisnya hitam bagai semut berarak dengan rahang yang kokoh, hidungnya mancung dengan pas. Apalagi bibirnya. Tidak tipis tidak juga terlalu tebal, merah berwarna ceri sehingga setiap orang yang melihatnya pasti berhayal gemas untuk melahapnya. Jarang-jarang kan ada cowok punya bibir merah, Andy memilikinya. Wajahnya terpahat proporsional bak dewa Yunani bukti bahwa dia termasuk dalam standar ketampanan versi dunia Eropa sana yang mendunia.
Sial, Madya mendumel dalam hati pada dirinya sendiri, kenapa juga dia malah memuji-muji Andy Herline. Cowok itu terlihat sempurna dalam topengnya, tapi tidak dalam atitut ke timuran. Simpan pemikiran bahwa Andy Herline adalah sosok cowok CEO ganteng yang terlukai akibat perselingkuhan kekasihnya dan kemudian patah hati seperti skenario sinetron yang beberapa tahun lalu dia mainkan di sebuah stasiun televisi swasta nasional yang membuat emak-emak berderai air mata dan berharap menjadikannya menantu. Sementara para wanita singel berharap menggantikan tempat Gayatri di hati Andy. Atau jangan juga membayangkan dia sebagai seorang cowok pendiam yang jatuh cinta pada teman SMA nya dan mengharapkan terus wanita itu sampai menua seperti dalam kisah film yang dia mainkan dengan judul: Apa Kabar Cinta Pertama yang mencapai predikat sebagai film paling laris di tahun 2018 yang membuat Andy mendapatkan piala sebagai aktor terbaik dan para makhluk di belakang film itu menyabet sutradara terbaik, penata artistik terbaik, penata lighting terbaik, film terbaik dan terlaris.
Andy Herline tidak akan menangisi kepergian kekasihnya. Dia adalah makhluk yang mengetahui dengan jelas pesonanya dan dia memanfaatkan itu. Patah hati bukan gaya Andy Herline. Dunia keartisan menjerumuskan dalam keglamoran atau keglamoran yang menjerumuskannya pada dunia keartisan. Terserah saja. Jangan tanyakan status keperjakaan Andy Herline di sini, juga berapa wanita yang telah berbaring bersamanya.
"Menjadi tampan dan idola setiap wanita bukan merupakan dosa. Kalau itu dosa, salahkan Tuhan yang membuatku setampan ini." Pria itu berkata narsis. Madya hanya bisa mengelus dada. Lama-lama di dekat Andy dia bisa makan hati lalu mati muda bahkan sebelum menikah.
Mereka melangkah menyusuri lorong panjang yang di kiri dan kanan dihiasi pilar-pilar putih yang kokoh. Pintu kaca besar untuk keluar masuk hotel terletak tepat beberapa meter di depan meja besar resepsionis. Andy dan Madya dapat melihat kerumunan pegawai front hotel yang berkerumun. Sayup-sayup Andy dan sang managernya itu bisa mendengar suara tangisan seorang bocah perempuan dan suara seorang wanita dewasa yang memohon pada bocah itu.
"Vanila?" Andy berceletuk membuat Madya menoleh menatapnya. Sebelum dia sempat berkata apa-apa, Andy telah berlari menyeruak kerumunan itu.
Menemukan Vanila yang sedang mendekap seorang gadis kecil sambil berusaha menenangkan bocah perempuan itu. Andy tak tahu apa yang terjadi, tapi dia bisa melihat Vanila juga menangis saat itu dan Verzet berdiri tegak dengan wajah shock. Kedua putra dan putri Vanila mengenakan piyama tidur. Apa Vanila juga menginap di hotel ini? Batin Andy bertanya-tanya. Namun buat apa? Ini masih kawasan Jakarta dan jika Vanila menginap di sini, kenapa Vanila malah mengenakan gaun pesta full high heels? Dan Tom...Andy menjelajahkan pandangannya memastikan keberadaan Tom. Namun nihil. Pria itu tak terlihat dimana-mana. Apa masalah di rumah tangga Vanila melebar dan makin parah hingga Vanila harus membawa kabur anak-anaknya untuk menginap di hotel ini? Andy Herline menebak. Kalau itu yang terjadi, berarti dia punya kesempatan yang besar untuk menundukkan hati Vanila agar menerimanya sebagai pengganti Tom. Jika itu terwujud, dia janji dia akan membahagiakan dan memanjakan Vanila layaknya seorang ratu.
"Vanila?" Andy menyapa sosok itu saat dia tiba di sisi Vanila. Wajah Vanila yang cantik walaupun dalam linangan air mata mendongak menatapnya. Mata indah itu menembus langsung hati Andy.
"Andy?" Vanila menyeka air matanya dengan punggung tangannya. Matanya dan mata Andy bersua sejenak sebelum Andy melangkah mendekati Dinda yang masih menangis walau kini tak lagi meraung. Bisik-bisik pegawai hotel terdengar saat melihat kemunculan Andy.
"Andy Herline, Mbok!" Jerit seorang pegawai front hotel.