"Demi Tuhan, Andy kenapa kau tidak membalasnya? Kau mampu untuk membalas pria itu." Dumelan Madya terdengar pagi ini saat menatap wajah Andy yang bonyok, akibat pukulan beruntun Tom padanya malam tadi. Mereka berdua sedang berada di meja makan saat ini. Madya sibuk menelpon beberapa saluran televisi dan rumah produksi serta bagian majalah sambil sarapan dan Andy duduk santai sambil menyeruput secangkir kopi latte hangat dan mengunyah setengah porsi roti lapis.
Uhhh, Madya mendengus kesal- akibat perkelahian kemarin dia harus me-reschedule kegiatan Andy untuk beberapa hari ke depan. Membuat alasan lagi, kebohongan lagi kalau perlu harus menemui dokter Gerry lagi untuk memintanya mengeluarkan surat sakti 'surat sakit' dengan pernyataan meminta Andy istrirahat untuk beberapa waktu. Yang berarti dia harus memenuhi permintaan dokter Gerry untuk mau dinner bersama- suatu hal yang sebenarnya malas dia lakukan.
Namun risiko jika dia tidak menemui dokter Gerry adalah keharusan bagi Tom muncul di beberapa acara yang telah mereka sepakati dan itu berarti dia harus siap dengan kekacauan yang lebih besar jika orang-orang melihat bagaimana rupa Andy saat ini. Gossip hot bakal merebak lebih dasyat lagi. Kemarin saja saat Andy terlihat bersama dengan seorang anak perempuan di Ancol kehebohan terjadi.
Akun sosial Andy diserang para fans yang bertanya-tanya tentang anak perempuan yang sebenarnya Dinda- putri Vanila. Bahkan sempat terjadi perang komentar antara anti fans Andy dan fans Andy tentang tuduhan Andy memiliki anak di luar nikah. Madya masih punya tugas menyelesaikan gosip tak enak itu. Nggak kebayang kalau ada yang tahu Andy bonyok karena dihajar suami Vanila.. Nggak perlu konfirmasi orang-orang pasti menarik kesimpulan bahwa Andy Herline berhubungan dengan perempuan bersuami yang bahkan telah memiliki anak dua. Madya nggak ngerti kalau hal itu menyebar apa yang harus dia katakan untuk menyelamatkan karir Andy dari kehancuran yang berarti juga kehancuran bagi karirnya sebagai manager artis papan atas.
Namun jujur..., sampai saat ini Madya masih terus bertanya-tanya apa alasan dibalik sikap Andy semalam. Andy tidak membalas sedikit pun pukulan suami Vanila yang bernama Tom.
"Kalau kau membalasnya, kau tidak akan sebonyok ini dan aku tidak harus me-reschedule semua jadwalmu kembali." Madya tahu jelas Andy punya ilmu bela diri yang cukup bagus. Andy jelas pernah menyelamatkannya saat bajing loncat hendak merampok bus mereka dalam perjalanan malam yang mereka lakukan untuk syuting sebuah sinetron di Puncak.
Kemudian Madya melihat bagaimana Andy tersenyum-senyum sendiri. "Jangan bilang kau berpura-pura lemah agar Vanila tetap di sini? Apa kau sudah gila?" Madya yang mengenal Andy menebak.
"Semua adil dalam cinta dan perang. Kau pernah mendengarnyakan?"
"Ya, Tuhan! aku membencimu!" Madya menimpuk badan Andy dengan keras karena kesalnya hingga membuat cowok idola gadis-gadis itu meringis kesakitan. "Berapa kali kukatakan kalau kau harus menjauhinya??? Dia isteri orang."
"Apa yang salah? Semua orang punya hak mencintai siapapun. Kau pernah dengar kalimat cinta tidak pernah salahkan?" Andy berteriak protes dan disambut keras oleh Madya dengan protes pula.
"Cinta memang nggak salah, tapi yang salah tuh lo, Andy! Lo tahu dia isteri orang, tapi masih aja ngejar...."
Andy mengibaskan telapak tangannya. Menyatakan tak mau mendengar ucapan dari sang manager. "Kalau jomblo seumur hidup mana tahu perasaan ini!" geramnya sambil melangkah meninggalkan ruang makan. Sarapannya memang belum selesai, tapi selera makannya sudah hilang akibat pembicaraan tak bermutu dengan Mbak Madya.
"Ohhh, sorry, ya, gue bangga jadi jomblo seumur daripada jadi pebinor!" Madya berteriak sombong menghentikan gerak Vanila yang baru saja menuju ruang makan. Ada perasaan tak nyaman yang makin melengkapi paginya. Nggak nyaman atas perkelahian yang terjadi kemarin di rumah ini yang bahkan menyebabkan Andy terluka akibat pukulan Tom, enggak nyaman karena hari ini pun sama seperti hari kemarin- dia bangun kesiangan dan kini merasa makin tak nyaman karena dia membuat Andy malah dikatakain pebinor.
"Jauhi Mbak Vanila. Berhenti membuat masalah. Kau sudah cukup punya banyak komentar miring di akun medsos mu karena beberapa orang mempostingmu menggendong Dinda diliburan yang kalian lakukan di Dufan." Suara Mbak Madya membuat gerak Andy yang melarikan diri dari Mbak Madya terhenti. "Sial, aku nyaris lupa memberitahukan hal itu padamu karena kejadian kemarin," Madya mendumel sebenarnya untuk dirinya sendiri. "Dan menurutmu untuk postingan itu, aku harus mengatakan apa?"
"Maaf," ucap Vanila memotong kalimat yang meluncur dari bibir manager Andy. Keduanya segera menatap Vanila dengan perasaan tak nyaman. Sejujurnya Mbak Madya tak berniat membuat wanita itu merasa tersinggung dan tak enak hati, dia hanya ingin mengingatkan Andy- artis yang dia tangani untuk tidak terlibat skandal.
"Vanila? Dari sejak kapan kau ada di sini?" Andy bertanya cemas sambil menghampiri Vanila, meraih jemari Vanila. Namun Vanila memilih menarik jemarinya dan tak menjawab.
"Aku minta maaf untuk semua kerepotan yang terjadi karena kehadiranku dan anak-anakku, juga karena menyeretmu dalam masalahku dan bahkan membuatmu dihajar Tom kemarin." Vanila menatap wajah Andy yang nampak lembab, "Seharusnya aku tidak membawa-bawamu dalam masalahku. Seharusnya aku bertindak sedikit bijaksana dengan tidak membawa-bawamu..." ucap Vanila mengingat kembali bagaimana dia mengakui pada Tom bahwa dia dan Andy punya hubungan. Kini dia menyadari bahwa dia bertindak sangat tidak bijaksana dengan tak memikirkan konsekuensi apa yang akan terjadi pada Andy atas kemarahan Tom karena pengakuan palsunya itu.
"Kau tidak perlu minta maaf, Vanila- bukan kau yang berbuat kesalahan, tapi pria itu. Aku tidak keberatan kau membawaku, Vanila. Kau boleh membawaku- bukan hanya namaku dalam masalahmu karena aku tidak keberatan sama sekali. Aku senang bisa menolongmu, bisa melindungimu dan senang karena kau dan anak-anak ada di sini..."
Anak-anak. Vanila mengulang lagi apa yang barusan dikatakan Andy. Andy selalu menyebut anak-anaknya hanya dengan kata anak-anak- hal yang bisa membuat orang malah berakhir dengan salah sangka. Dan apa kata Mbak Madya tadi? Medsos Andy diserbu hanya karena Andy ketahuan menggendong Dinda di Ancol. Kecemasannya menjadi kenyataan.
"Aku pikir aku akan pindah dari sini."
"Apa?" Andy memekik kaget.
"Aku sudah memikirkannya semalaman dan bahkan aku sudah mendapatkan sebuah rumah sewaan yang cukup murah dari aplikasi online. Maaf, karena aku menggunakan laptopmu tanpa izin." Beritahu Vanila pada Andy Herline yang nampak tak setuju. Kemarin malam, Vanila sedikit lega saat menemukan kedua buah hatinya tetap bisa terlelap setelah insiden beberapa jam lalu. Hanya dia yang belum terlelap karena mencemaskan apa yang telah terjadi saat kedatangan Tom tadi.
Kemudian rasa haus menerjang tenggorokannya membuatnya berjingkat-jingkat keluar kamar... Awalnya hanya untuk minum, tapi saat melihat sebuah laptop di atas meja, jiwanya tergelitik untuk sebentar berselancar di dunia internet, mencari pekerjaan dan juga rumah untuknya dan anak-anaknya tinggal.
"Kenapa kau harus pindah? Di rumah ini banyak kamar kalau kamu merasa kamarmu saat ini kurang nyaman, kamu boleh pindah ke kamar lain..."
"Andy, bukan karena itu. Kamar yang kami tempati sangat nyaman. Begitu nyaman dan aku sungguh-sungguh sangat berterimakasih kepadamu." Vanila berkata tulus, "Kau menolong kami saat kami bahkan tak punya tempat untuk sekedar bermalam dan setelah begitu banyak kebaikan yang kau berikan, aku tidak mau Tom datang lagi dan membuat keributan seperti kemarin di sini lalu memukulimu kembali..."