Tom bangun lebih cepat dari siapa pun di rumah. Dia menyapu rumah, memasak nasi di rice cooker kemudian mengeringkan pakaian yang ada di dalam ember yang sepertinya telah dicuci Madya di mesin cuci kemarin malam sambil menunggu kepulangannya dan Vanila. Dia akan berterima kasih kepada Madya untuk itu semua nanti. Kemudian memasuki kamar tidur Verzet dan membangunkan putranya itu.
Menggeliat membuka matanya, Verzet terlihat terkejut saat menemukan papanya berada di hadapannya. "Papa?" Dia mengucek kembali matanya kemudian bangkit dari tidurnya, "Papa kok ada di sini?"
"Memang Papa nggak boleh disini?"
"Ihhhh, boleh dong, Pa. Cuma kan Mama lagi marahan sama Papa..." Berpikir sejenak, kemudian wajah Verzet berubah ceria, "Papa dan Mama udah baikan, ya? Iyakan? Hore!" Verzet memekik kesenangan. "Adek udah tau belum, Pa?" Verzet melompat lebih gesit bak kijang muda berniat menuju ke kamar adiknya. Tom buru-buru menahannya. Dinda sedang tidur bersama Madya- tidak baik jika putranya menerobos atau menggedor-gedor pintu saat ada tamu yang tengah menginap di rumah. Kemudian Tom menyadari dia juga cuma tamu di rumah ini.
"Adik lagi tidur sama Tante Madya. Tunggu adik bangun saja, ya, kalau mau cerita sama adik. Sekarang Kakak mandi dulu. Papa bakal masakin nasi goreng buat sarapan kita."
Verzet menatap papanya dengan mata mendelik. "Emang Papa tahu masak? Bagusnya kan kita bangunin Mama aja, Pa biar Mama yang masak."
"Kan Mama lagi capek. Kemarin Mama pulang malam. Kita biarin Mama istrirahat sebentar lagi, ya? Papa yang akan masak sarapan pagi ini."
"Kalau nggak roti panggang aja, Pa. Stok roti tawar ada di lemari kok. Kan sekarang Mama seringnya buatin ropang buat sarapan. Kalau nggak tinggal dioles srikaya aja."
"Ishhhh, jahat," celetuk Tom pura-pura kesal pada putranya itu, "Papa yakin Kakak nggak percayakan Papa bisa masak? Memang Kakak pikir cuma Mama yang bisa masak? Laki-laki juga bisa masak.... Banyak Chef laki-laki..."
"Tapikan bukan Papa," celetuk Verzet membuat Tom malah merasa tertantang.
"Papa bakal buktiin. Sekarang Kakak mandi dulu saja sana. Selesai Kakak mandi Papa yakin nasi goreng buatan Papa juga sudah selesai."
"Papa beneran mau masak?"
"Nih." Tom mendorongkan sehelai handuk biru muda pada wajah putranya itu. "Mandi sana. Jangan buat Papa kesal."
"Siap, Boss." Verzet memberi hormat pada papanya sebelum kabur ke kamar mandi yang ada di dapur. Hanya kamar tidur utama yang memiliki kamar mandi sendiri di rumah ini. Tom segera men-searching resep nasi goreng di internet. Ada puluhan resep. Tom memilih beberapa resep sambil mencari-cari bahan di lemari pendingin dan lemari gantung. Cabe giling- kosong tapi cabe yang belum digiling masih banyak, bawang merah, bawang putih. Jelas Tom harus memulai dengan mengupas bawang dan mem-blender cabe. Kecap manis, kecap asin, saos tiram, garam, penyedap, telur.
Uhhh Vanila lupa menyediakan telur. Hanya ada sebutir telur yang tersisa. Tom menumpuk semuanya berdekatan agar tidak lupa. Bakso atau daging ayam...kosong. Tom menemukan sosis di freezer. Sekotak abon sapi di atas meja makan dan memilih mengacuhkannya.
"Mama..." Dinda yang muncul dengan Madya di belakangnya mengucek-ucek matanya. "Papa?" Ceplos Dinda saat matanya menangkap sosok papanya di dapur.
"Sayang." Sapa Tom sambil merentangkan kedua tangannya menanti kaki mungil Dinda yang sontak berlari ke arahnya untuk tiba di pelukannya. Tom mendekap tubuh Dinda.
"Papa kok di sini? Papa udah baikan, ya sama Mama? Horrrreee! Papa baikan sama Mama!" Dinda memekik senang tepat ketika kakaknya Verzet keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk. "Kakak, Mama sama Papa baikan." Dinda melapor dengan senang pada sang abang.
"Kakak udah tahu, kan Kakak duluan yang dibangunin Papa."
"Kakak, pakai baju seragamnya. Sudah Papa siapin di atas tempat tidur. Sana." Tom memberitahu putranya itu yang segera menurut dan berlari ke kamar.
"Kamu mau masak apa, Tom?" Madya menghampiri Tom.
"Duduk saja oke? Biar aku yang mengerjakan semuanya." Madya yang telah berniat membantu segera mengurungkan niatnya karena Tom terlihat sangat bertekad. "Papa udah janji sama Dinda buat masakin Dinda nasi gorengkan?"