Andy meletakkan ponsel Vanila kembali ke dalam tas Madya yang tergeletak asal. Uhh kebiasaan buruk Madya yang selalu dia wanti-wanti agar tidak terulang. Dia ingat dia sering memarahi Madya karena hal itu, tapi kali kini dia malah bersyukur atas kecerobohan Madya. Bahkan dia akan memberikan Madya hadiah kalau tidak mengingat wanita itu selalu menanyakan alasan tiap kali dia berbuat baik pada wanita itu.
Tom meminta mereka bertemu di Nusantara Resto pukul 07.00 malam setelah aku mendapatkan rekaman cctv Grand Hyatt.
Lihat dan aku akan menunggu keputusanmu. Tanyakan hatimu kita putus atau terus. Namun kamu harus selalu tahu aku mau kita terus bersama. Maaf jika menyadarinya setelah melukaimu.
Ada emoji cinta di situ. Andy mendelet pesan-pesan tertulis itu sebelum mengembalikan benda itu ke tempat semula.
Andy melangkah menjauh dari meja Vanila, meraih minuman kaleng yang disodorkan oleh managernya. Matanya menatap Vanila lekat-lekat. Vanila ada di luar ruangan. Baru tiba di arena pesta dengan sebuah mobil sedan mewah bersama orang tuanya...uhh, maksudnya Nabila. Juru kamera men-shooting Vanila dengan sempurna. Vanila nampak cantik dan menggoda dengan gaun terusan yang cukup seksi itu. Dia benar-benar bicara tentang Vanila bukan Nabila. Rambut Vanila yang panjang dan selalu dia ikat asal kini dicepol rapi mempertontonkan leher jenjang Vanila yang putih dan menggoda.
Andy masih mengingat jelas bagaimana rasanya mencium leher itu dan bagaimana Vanila menggeliat kegelian. Kenapa Vanila selalu mengacuhkannya, tapi memberi Tom terus kesempatan bahkan di saat pria itu tak layak untuk mendapatkan kesempatan?
Andy menghela nafas. Dia tidak berniat menyerah. Dia terlahir untuk berjuang dan menyerah tidak ada dalam kamus hidupnya. Apalagi untuk Vanila. Satu-satunya wanita yang membuatnya mabuk kepayang. Bukankah cinta harus diperjuangkan? Perlahan tangan Andy meraih ponselnya. Dia mengambil jarak dari orang-orang sebelum menelpon. Semenit. Dua menit. Tiga. Nyaris sepuluh menit dengan lima belas kali panggilan, tapi seseorang yang dia tuju tidak juga mengangkat ponselnya.
Andy beralih ke pesan teks saat suara asisten sutradara terdengar meminta mereka yang berada di ruangan berakting seolah di pesta.
Aku mau bekerja sama denganmu. Tom sekarang ada di Grand Hyatt hotel untuk meminta rekaman cctv yang menyatakan dia tidak bertemu denganmu. Lakukan segala cara agar dia tidak membawa bukti itu pada Vanila. Aku akan urus Vanila. Sekedar info jika kau tidak menemukan Tom di hotel, mereka akan bertemu di Nusantara Resto untuk makan malam dan kau harusnya tahu itu tidak boleh terjadi.
"Andy! Kita akan mulai!"
Andy mengacungkan dua jari seakan meminta waktu tambahan dua menit dan mengetik sebuah pesan lain:
Aku sedang syuting sekarang. Kau mungkin tidak akan bisa menghubungiku. Lakukan saja bagianmu.
Andy menutup ponselnya lalu melangkah mengambil posisi.
***
"Anda yakin Clara Chang alias Clara Wie lah yang Anda lihat saat itu?" polisi itu menatap Neli lekat-lekat.
"Tentu saja saya sudah mengatakannya dengan jelaskan? Walau saya hanya merekam bagian punggungnya kalian bisa dengan jelas menarik kesimpulan bahwa itu punggung wanita itu."
"Dia punya alibi bahwa dia berada pada tempat yang berbeda."
"Apa?"