Kamu sudah tahukan dimana posisimu? Aku bisa membantumu, mengembalikan Brian kembali padamu, tapi tarik laporan itu atau kedua orang yang kau cintai itu akan menjadi korban dari keras kepalamu.
Neli membaca pesan teks yang terkirim dari nomor si iblis wanita saat dia menangis di ruang tunggu rumah sakit sambil menanti kedatangan Widya, adik perempuannya- satu-satunya keluarga batih yang dia miliki usai mendapatkan dua jahitan di keningnya karena mobil yang dia kendarai berakhir dengan membentur sisi pembatas jalan dan keningnya membentur stir mobil karena dia lupa mengenakan safety belt. Tidak cukup kuat untuk membuat airbag keluar, tapi cukup melukainya.
Ting. Denting pelan terdengar dari ponselnya. Neli kembali membaca pesan singkat yang dikirim Clara.
Aku tahu kau membacanya.
Neli masih tak menjawab apa pun.
Sialan, jawab aku! Kau mau suamimu tinggal nama? Aku bisa menyodorkan segelas kopi beracun padanya saat ini juga.
Apa wanita itu pikir dia pintar? Neli menggumam dalam hatinya. Neli memilih men-screenshot pesan-pesan itu lalu segera mengirimkannya ke ponsel Brian. Namun dia tidak pernah tahu bahwa ponsel itu ada di tangan Clara.
Pesan-pesan itu dari Clara, Bian. Aku tahu rumah tangga kita dalam situasi buruk. Aku tahu kau tidak lagi mencintaiku karena segala perilakuku padamu. Bahkan jikalau kita akhirnya berakhir pada perceraian, aku rela. Aku bahkan akan dengan senang hati menerima wanita yang kau pilih menggantikan posisiku di hidupmu kecuali wanita itu. Jauhi wanita itu untuk keselamatanmu sendiri karena aku tidak ingin kau terluka.
"Kak, kakak nggak apa-apa?" Widya, adik perempuan Neli yang tiba dengan cemas segera memeluk tubuh si kakak. "Yang mana yang luka?" tanyanya cemas.
Neli menepuk pundak adiknya dengan senyum manis di bibirnya. "Nggak apa-apa. Cuma luka kecil." Tunjuknya pada plester di keningnya. "Tiga jahitan atau dua." Neli mengibaskan telapak tangannya memastikan semua nggak masalah. Lalu denting ponselnya membuat Neli kembali menatap layar ponselnya. Balasan Brian atas WhatsApp-nya. Neli membukanya dengan antusias.
Kau benar-benar tidak tahu malu, ya? Harus, ya begini caranya kau menjelek-jelekkan Clara? Jika kau mengirim hal yang macam-macam lagi tentang Clara, aku akan segera melaporkanmu dengan pencemaran nama baik. Kau akan mendekam di penjara dan jika kau bertindak melebihi batas mu aku akan membunuhmu.
Neli tersenyum getir membaca pesan itu. Tangannya meremas ponselnya dengan gemetar. Widya yang melihat hal itu segera menanyakan apa yang terjadi pada si kakak. Neli tak menjawab, tangannya yang memegang ponsel terjulur pada Widya. Sang adik segera membaca pesan itu. "Kak Brian....???"
"Dia jatuh cinta pada wanita jahat itu dan tidak mempercayai segala ucapanku tentang wanita itu. Dimatanya Clara adalah malaikat."