Unperfect Marriage

Elisabet Erlias Purba
Chapter #148

#148. Verzet Sakit

Hari ini langit cerah. Dinda berdiri di halaman taman kanak-kanak sambil memandangi langit dengan wajah memberengut. Verzet melangkah menghampiri adiknya itu. "Adek lagi ngapain?"

"Kok hari ini nggak hujan, ya, Kak?"

"Ngapain nanyain hujan? Adek mau main hujan?" Dinda mengangguk. Verzet menatap adiknya dengan bingung. "Jangan main hujan. Nanti sakit."

"Kalau adek sakit, Papa pasti datang. Mama pasti izinin Papa nginap sama kita seperti kemarin lalu."

"Adek rindu banget sama Papa, ya?" Verzet kembali menatap wajah cantik nan imut sang adik. Dinda mengangguk.

"Kenapa Mama sama Papa terus marahan, Kak?"

"Kakak nggak tahu."

"Kalau Papa sama Mama nanti cerai, kita nggak akan pernah ketemu Papa lagikan?"

"Kakak juga nggak tahu."

"Terus kita bakal punya Papa tiri karena Mama bakalan nikah lagi sama Om Andy."

"Siapa yang bilang?"

"Mama teman-teman Dinda. Terus Kakak tahukan cerita Hansel and Gretel?" Verzet mengangguk. "Kata teman-teman Dinda- Om Andy kalau jadi papa tiri juga bakal sejahat mama tiri Hansel dan Gretel." Cerita Dongeng Hansel dan Gretel adalah kisah yang ditulis oleh Grimm bersaudara.

Hansel dan Gretel adalah cerita dengan latar belakang waktu Jerman abad pertengahan. Ketika kelaparan besar melanda wilayah tempat tinggal mereka, sang ibu tiri memutuskan untuk membuang Hansel dan Gretel ke dalam hutan belantara dan meninggalkannya disana sehingga ia dan suaminya tidak akan mati kelaparan. Walau berbeda dengan kisah bawang merah dan bawang putih, tapi kedua dongeng itu memiliki tali merah tentang betapa jahatnya ibu tiri. Mungkin para pendongeng berharap dengan menceritakan dongeng itu anak-anak lebih menyayangi dan menghargai ibu kandung mereka.

"Dinda nggak mau dibuang ke hutan...Dinda nggak mau punya Papa tiri." Dinda mengguncang lengan kakaknya. "Dinda mau Papa aja." Verzet menatap wajah adiknya yang mulai dihiasi oleh tetesan air mata. "Dinda mau sama Papa....Dinda mau ketemu Papa, tapi kenapa Papa juga nggak mau ketemu sama kita lagi? Papa nggak sayang sama kita lagi, ya, Kak?"

"Dinda jangan nangis... Papa sayang kok sama kita. Kan Dinda yang bilang mungkin Papa lagi sibuk cari kerja. Kakak janji Papa bakal datang."

"Beneran?" Verzet mengangguk kemudian menggandeng tangan adiknya itu saat melihat Kak Sesyl datang menjemput mereka. Gadis itu baru saja pulang dari kampusnya bersama seorang teman pria.

"Hai, Dinda- Verzet. Lama nungguin Kakak, ya? Sekarang kita pulang, ya?" Sesyl meraih tangan Dinda. Kemudian menyadari mata kedua anak itu menatap pada teman lelaki yang dia bawa. "Oya, Kakak belum kenalin kalian sama teman Kakak, ya. Ini Kak Rio."

"Hai." Pria gagah berpakaian kasual itu melambaikan tangan pada Verzet dan Dinda. "Kakak pacar Kak Sesyl yang cantik ini." Cowok itu mendekatkan wajahnya pada wajah Sesyl. "Gimana kita cocokkan?" Sesyl menoel kepala sang cowok dengan malu untuk menjauhkan wajah itu.

"Kamu itu ihhh. Gak malu apa sama anak-anak?" Protesnya dengan suara pelan. Si cowok mencoba meraih tangan Sesyl.

"Ngapain malu? Emang kita ngelakuin apa?" Dinda dan Verzt berpandangan menatap sikap sepasang insan si hadapan mereka itu sampai Verzet mendehem dan membuat Sesyl segera menyadari dia mengacuhkan kedua anak asuhnya itu.

"Ehhh, Verzet- Dinda. Maaf, ya."

"Emang Om Derry kasih izin Kakak pacaran?" Pertanyaan Verzet membuat gadis kuliahan itu keki sendiri. Seharusnya dia tahu anak sepintar Verzet tahu apa yang dibicarakan papanya tentang larangan baginya berpacaran di masa kuliah. Sesyl menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Verzet, jangan cerita-cerita sama Om, ya?"

"Kita cuma temanan kok, Dek." Si cowok menimpali. "Eh, kalian lapar nggak? Kita makan siang, yuk. Kakak lapar nih."

"Itu sogokan tutup mulut, Kak?" Verzet bertanya lugu membuat Rio keki atas keterus terangan anak itu. Sejujurnya dia memang berniat melakukan itu. Papa Sesyl melarang Sesyl berpacaran di saat masih mengenyam pendidikan, tapi mereka malah berpacaran diam-diam. Tidak melewati batas. Normal saja, tapi papa Sesyl punya sifat kaku kayak kanebo kering kalau nggak suka- ya tetap nggak suka dan hanya karena mengantar Sesyl sampai depan pintu rumah- Papa Sesyl tidak suka padanya. Dia dan Sesyl bahkan percaya kalau Papa Sesyl menyodorkan Sesyl untuk menjadi baby sitter Verzet dan Dinda usai kuliah agar Sesyl tidak punya waktu luang yang banyak dan beralasan untuk hangout bareng teman-teman padahal untuk berjumpa dengan Rio.

Lihat selengkapnya