Unperfect Marriage

Elisabet Erlias Purba
Chapter #161

#161. Bukti yang Sempuna

Aiptu Sam berlari kencang keluar dari rumah sakit dan memasuki mobilnya. Dia baru saja mendapatkan kesaksian dari Aluna dan beberapa rekannya yang tengah mengunjunginya di rumah sakit. Aluna adalah salah seorang follower Neli yang menerima donor tukang sum-sum berdasarkan bantuan dana donasi yang digalang Neli melalui siaran YouTube nya. Sore tadi rumah sakit menelponnya untuk memberitahu bahwa gadis itu telah sadarkan diri.

Aluna adalah salah satu orang yang ikut menonton siaran langsung yang dilakukan Neli di channel-nya malam itu. Aiptu Sam merasa mendapatkan berkat ketika di sana ternyata dia tidak hanya bertemu Aluna tapi juga beberapa orang yang menjadi followers Neli dan menonton siaran live terakhir Neli. Siaran live yang ternyata sudah dihapus itu- yang ternyata permintaan hapus berasal dari akun Neli sendiri tepat beberapa jam setelah siaran. Malam itu juga, di hari kematiannya.

Sam berharap YouTube punya vidio rekam dari vidio yang dihapus itu, tapi permintaannya pada pengelola YouTube sampai sekarang belum mendapatkan respon. Satu-satunya harapannya adalah para penonton live streaming Neli saat itu.

"Mbak Neli baru selesai bicara ketika lampu tiba-tiba padam. Saat itu Mbak Neli sempat meminta maaf buat semua karena adanya pemadaman listrik di komplek perumahannya. Lalu Mbak Neli me-mute suaranya dan membuka pintu kamar siarnya kemudian berteriak memanggil seorang. Tak ada respon dari siapa pun saat itu, maka Mbak Neli memilih untuk kembali ke hadapan laptopnya. Mbak Neli sedikit senang saat menemukan baterai laptopnya masih banyak. Neli berniat akan menutup pembicaraan mereka. Mbak Neli menghidupkan tombol speaker yang tadinya dia mute. Tanpa menyadari seseorang dengan hoodie kebesaran yang bahkan menutupi seluruh tubuh sosok itu hingga kepalanya- memasuki ruangan siar Mbak Neli dan berusaha menghujamkan suntikan ke lehernya."

"Kita bisa mendengar saat Mbak Neli bisa merasakan jarum suntik menembus kulit lehernya dan orang itu masih terus berusaha membenamkan jarum suntik itu. Dia segera memberi perlawanan dan membuat jarum suntik itu terjatuh. Mereka bergulat saling mengalahkan. Mbak Neli mencoba membuka masker dan hoodie yang menutupi sosok itu walaupun akhirnya dia harus terdorong dan jatuh terbanting di bawah meja siarannya. Wanita itu menjerit kesakitan dan mengumpat." Sahut menyahut suara kesaksian para penonton live streaming Neli terdengar.

"Tamu yang tak diundang itu memakai masker, tapi matanya jelas terlihat cukup kaget saat melihat sosoknya terekspos di layar komputer yang tengah menyiarkan secara langsung perkelahiannya dan Mbak Neli. Dia segera berusaha mematikan laptop dan merebut ponsel Mbak Neli, Mbak Neli segera menghalangi orang itu mematikan laptopnya, tapi gagal dalam mempertahankan ponselnya. Aku rasa aku bisa mengenal sorot matanya."

"Aku masih bisa mendengar jeritan dan umpatan wanita itu. Suaranya... Saat Mbak Neli menjambak rambutnya dan membuat topi hoodie yang dia kenakan terbuka. Aku yakin aku akan mengenalinya."

Aiptu Sam merogoh saku jaketnya. Mengeluarkan ponselnya, kemarin dia sempat menemui Clara dan menanyakan kembali kesaksian Clara tentang malam kematian Neli. Saat dia dan Brian bersama Alfa makan malam di Regal Resto. Dia merekam kesaksian itu dan sungguh menguntungkan bahwa di saat itu salah seorang office girl kantor Clement Construction menyenggol kaki meja dan menumpahkan dua cangkir kopi yang akan dia suguhkan pada mereka. Clara memekik dan mendumel saat itu.

Aiptu Sam memperdengarkan suara itu. "Dia. Ya, itu orangnya..." Pekikan itu tidak terdengar dari satu orang, tapi dari tiga atau empat orang yang tengah berada di ruangan rawat Aluna termasuk dari Aluna.

Sejenak Aiptu Sam menatap pada wanita penderita kanker itu. "Lalu kenapa kalian tidak melaporkannya ke kantor polisi?"

"Kami mendengar polisi sudah menangkap pelakunya."

"Dan itu salah. Tersangka yang kami sangkakan ternyata bukan pembunuh Neli dan Widya Mandala."

"Tapi pria itu menyelingkuhi Mbak Neli. Dia pantas mendapatkan itu."

"Dia tidak pantas mendapatkan tuduhan itu apalagi hukuman atas kejahatan yang tidak dia lakukan. Dia sudah cukup tersiksa dengan kematian isteri dan bayi dalam kandungan Neli. Brian menyesali dirinya karena semua kesalahannya pada Neli dan calon bayi mereka." Para wanita itu saling bertatapan lalu menundukkan kepala menekuri garis-garis lantai keramik ruangan rawat inap Aluna. "Aku harap kalian mau menjadi saksi buat kasus kematian Neli dan Widya Mandala. Neli pasti berharap pembunuhnya di tangkap dan dihukum bukan suaminya."

Kebisuan tercipta sejenak. Namun tak cukup lama ketika pintu terbuka dan sepasang dokter. Satu dengan jas resminya berwarna putih dan seorang lagi dapat diidentifikasi Aiptu Sam sebagai dokter dari sapaan para rekan Aluna pada wanita berusia empat puluh limaan tahun itu. Dan dokter itu adalah dokter Canisa yang seharusnya menjadi pembicara di konten live streaming Neli namun gagal karena saat itu dia harus menangani seorang pasien kanker yang dalam kondisi kritis. Dia telah meminta izin Neli untuk merekam konten itu yang akan dia posting ulang di akun sosial media-nya sebagai sebuah konten yang bukan hanya soal hura-hura, pamer dan hal unfaedah lainnya, tapi benar-benar ditujukan untuk membantu orang lain.

Sejujurnya dia baru menyadari dari komentar para pengikutnya yang bahkan sampai mencoba menghubunginya bahwa konten itu terhenti menggantung dan di akhir konten itu ada kejadian mengerikan. Beberapa menanyakan apakah ini youtuber yang dinyatakan dibunuh oleh suaminya di televisi?

Lihat selengkapnya