Unpredictable Night

Luke Anjelina
Chapter #1

1. Salah Target

Irene terbangun dari tidurnya. Ia tersenyum memandangi pria yang masih terlelap di sampingnya. Ia mengamati setiap inci wajah lelaki itu, betapa tampannya dia.

Irene menyadari bahwa kelopak mata pria yang ia tengah pandangi itu berkedip. Dirinya langsung memasang ekspresi sedih seraya berdoa dalam hati agar pria itu tidak marah padanya, lalu mau bertanggung jawab atas perbuatannya semalam. Ia sudah sangat tidak sabar ingin menjadi Nyonya Dana Hartanto.

Lelaki bermata cokelat itu pun mengucek matanya, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Ia tersadar bahwa dirinya tidak berada di kamarnya sekarang dan yang membuat heran ada seorang perempuan yang tengah duduk menyandar di papan ranjang seraya menangis. Ia merasa tak asing dengan wajah wanita itu tapi tetap tidak mengingat siapa sebenarnya perempuan di sampingnya.

"Aku di mana?" tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur dengan wajah datar.

"Dana," lirih perempuan itu seraya mengambil tangan Gana yang ia kira kekasihnya, "kamu akan bertanggung jawabkan. Semalam kamu mabuk hikss ... ka ... mu ... memaksaku untuk bercinta denganmu," jelas Irene dengan raut waja lesu.

Gana akhirnya menyadari kalau perempuan yang tengah memegang tangannya itu adalah kekasih saudara kembarnya. Ia tersenyum masam. Setahunya perempuan itu sangat manja dan cerewet.

"Sebutkan apa yang kamu mau?"

"Aku hanya ingin kamu segera menikahiku, Dana," pinta Irene dengan nada lembut.

"Oke," jawab Gana santai.

Irene mengernyit. Ia tidak menyangka kekasihnya akan semudah itu menyetujui permintaannya untuk menikah. Selama ini Dana selalu menjawab dia belum siap untuk menjadi seorang suami.

"Kamu serius, kan?" Irene memandangi mimik wajah Gana seksama yang terlihat begitu datar dan santai.

"Iya." Gana beranjak dari ranjang, lalu memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai.

"Di mana kamar mandinya?" tanya Gana tanpa memandang wajah Irene.

"Sepertinya di paling ujung sebelah kanan," jawab Irene dengan senang.

Gana langsung berjalan menuju kamar mandi. Ia langsung membersihkan diri. Dirinya tidak peduli dengan apa yang terjadi setelah ini.

Irene malah mengingat kejadian semalam di mana ia begitu intim dengan Gana. Bermula dari ciuman yang memabukkan, hingga lelaki itu menyentuh setiap inci tubuhnya dan memberikan beberapa tanda di leher dan dadanya. Selama ini dia tidak pernah berciuman dengan Dana, lelaki itu mengatakan akan menciumnya pertama kali di hari pernikahan mereka. Dana sangat menjaganya.

Lihat selengkapnya