Unreal

Cherry Sakura
Chapter #2

Pembawa Kabar

“Sakura,” desis seorang gadis berambut merah muda dengan mata berkaca-kaca. Gadis itu menatap hampa pintu kayu yang tertutup rapat di depan matanya. Entah sudah berapa lama pintu itu tertutup dan sama sekali tidak ada tanda-tanda pintu akan terbuka.

“Huweee. Mamiiiiii,” jerit Sakura keras sembari menggedor pintu untuk yang kesekian kalinya. Tangannya yang putih pucat sudah berubah warna menjadi merah karena terlalu lama menggedor pintu yang bahkan tidak bergeming sama sekali. “Buka pintunya, mami. Caku takut sendirian di gudang,” teriak Sakura sekali lagi meminta pertolongan.

Berada di dalam gudang seorang diri terlalu menakutkan untuknya. Meskipun Sakura sangat menyukai dongeng ala Princess, tapi ia tidak pernah berharap untuk menjadi Cinderella yang berteman dengan tikus dan kadal. Masih banyak cara lain untuk bertemu dengan seorang pangeran selain berinteraksi dengan tikus, kadal ataupun berkebun buah labu yang sangat ia benci.

Sakura kembali menggedor pintu gudang dengan tenaganya yang tersisa, berharap siapapun yang berada di rumah mendengar teriakan minta tolongnya. Saking fokusnya menggedor pintu yang sama sekali tidak bergeming, Sakura tidak menyadari sama sekali kalau dinding di dalam gudang tiba-tiba seperti mengalami ilusi mata. Dinding itu seperti diselimuti dengan tirai yang terbuat dari air. 

“Aduh,” pekik seseorang nyaring. 

Sakura terdiam beberapa detik, menghentikan kegiatannya menggedor pintu yang belum membuahkan hasil. Sakura mengakui kalau selama ini dirinya suka sekali berhalusinasi, tapi ia yakin kalau suara yang ia dengar tadi bukan semata halusinasinya. Itu pastilah suara makhluk hidup.

“Padahal sudah menjadi roh, tapi kenapa rasanya masih saja sakit sewaktu menembus dinding, ya?” keluh Ryoya sambil memegangi pinggangnya yang mendadak encok. Lelaki berambut hijau terang itu menembus dinding melalui tirai yang seperti terbuat dari air. 

Sakura tercenung tidak percaya dengan mata melotot melihat seseorang, eh, bukan seseorang melainkan ada beberapa orang lelaki yang bermunculan menembus dinding. Setelah penampakan seorang lelaki berambut hijau bak ulat daun, lelaki lain dengan mata dan iris berwarna hitam gelap muncul mengikuti si rambut hijau. 

“Seperti biasa, ya, Azuka... kamu selalu saja datang dengan gaya yang keren,” puji Ryoya seraya mengacungkan kedua jempolnya untuk Azuka yang berhasil datang dengan gaya keren bak tokoh utama dalam film ataupun drama.

Bhuak.

Lihat selengkapnya