Unreal

Cherry Sakura
Chapter #3

Perkenalan

“Kamu, Sakura Beccafumi, namamu sudah tertera di daun kematian. Kamu diramalkan berumur pendek dan hanya memiliki waktu yang tersisa selama 6 bulan saja,” tukas Azuka dingin tanpa tedeng aling-aling hingga membuat semua orang di dalam gudang itu terdiam dan hanya suara hembusan angin saja yang terdengar. 

Sakura tercenung mendengar dirinya yang diramalkan akan berumur pendek. Seperti de javu, entah kenapa Sakura merasa pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Sepertinya di manapun ia berada, ia selalu diramalkan akan berumur pendek dan mati muda dalam keadaan jomblo. Tragisnya lagi, bukan hanya satu orang yang menyampaikan kabar buruk semacam itu. Ada begitu banyak orang berbeda yang menyampaikan padanya ramalan buruk tentangnya yang berumur pendek sehingga membuatnya kebal mendengar ramalan buruk itu.

“Astaga, Azuka!!! Kamu jujur sekali,” seru Ritsu jengkel. Rasanya ia ingin menggetok kepala Azuka, bisa-bisanya Azuka menyampaikan kabar kematian seseorang dengan ekspresi dan nada sedatar itu. Apa setelah menjadi Guardian magang, hati laki-laki beriris obsidian itu juga ikut mati?

“Orang ini kalau bicara tidak pernah memikirkan perasaan orang lain,” gerutu Reoka dalam hati sambil mendelik ke arah Azuka yang masih memasang wajah datar tak peduli. Seperti halnya Ritsu, sedari tadi tangan Reoka juga gatal ingin menggetok kepala Azuka. Tega sekali ia menyampaikan kabar duka kepada seorang bocah tak berdosa dengan mata bak anak kucing itu.

“Eh? Tapi, kamu jangan sedih dulu, ya? Masih tersisa waktu 6 bulan lagi, kok!” kata Ryoya yang dalam hitungan detik justru menjadi panik. Ryoya yang berniat untuk menghibur, tapi kenapa ia malah ikut mengucapkan 6 bulan waktu yang tersisa? Ryoya menarik rambutnya frustasi. Ia baru saja salah bicara, terlebih ketika melihat mata hijau Sakura sudah berkaca-kaca. Ryoya yakin sebentar lagi, gadis itu pasti akan menangis dan menyumpahi nasib buruknya.

“Caku benar-benar akan mati, ya?” tanya Sakura pelan dengan ekspresi wajah datar. Mata berkaca-kacanya tadi entah pergi ke mana. Sekarang matanya sudah berbinar seperti biasanya. Satu hal yang para Guardian magang itu tidak tahu adalah karena Sakura sudah terlalu sering diramalkan berumur pendek membuatnya sudah terbiasa mendengar ramalan yang mengatakan ia akan mati muda.

“Kenapa ekspresimu datar sekali?” tanya Ryoya bingung. Ryoya pikir gadis itu akan menangis meraung-raung dan menyumpahi mereka yang sudah membawa kabar buruk padanya., tapi ternyata apa yang ditakutkan Ryoya tidak terjadi.

“Ngomong-ngomong sedang apa kamu di sini? Apa kamu disiksa oleh ibu tiri dan dihukum seharian berada di gudang tanpa diberi makan?” tanya Ritsu. Melihat perawakan gadis itu, hanya dengan sekali lihat Ritsu bisa menebak kalau gadis itu adalah nona muda dari keluarga kaya raya. Tidak mungkin sosok seperti guci mahal dari China itu adalah pelayan. Tiba-tiba Ritsu teringat pada dongeng Cinderella. Mungkin saja gadis itu adalah nona muda yang sedang disiksa oleh si ibu tiri.

“Ohohoh,” Sakura tertawa dengan gaya yang sangat aneh. “Mami tidak mungkin tega mengurung Caku sendirian di tempat ini. Mami, kan sayang sekali pada Caku,” kata Sakura dengan percaya dirinya.

“Lalu kenapa kamu ada di sini?” tanya Ryoya ikut penasaran. Setelah lama berada di dalam gudang, Ryoya baru menyadari betapa udara di gudang ini terasa begitu tidak nyaman dan sangat berdebu.

“Caku hanya terkunci saja,” jawab Sakura pendek hingga membuat ketiga Guardian magang itu terperangah. Baru kali ini mereka mendengar seseorang terkurung di gudang karena ulahnya sendiri. 

“Oh ya, kalian semua siapa?” tanya Sakura bersemangat. Ia sudah melupakan kabar buruk yang baru saja didengar olehnya. Daripada memikirkan ramalan tentang umurnya yang pendek, Sakura lebih memilih untuk mencari tahu nama keempat orang lelaki berwajah tampan rupawan seperti malaikat turun dari langit.

Lihat selengkapnya