Unreal

Cherry Sakura
Chapter #5

Sakura Sang Pengganggu

“Hhh, gadis itu malah sibuk bermesraan di balik rak buku,” keluh Azuka lesu. Jika saja bukan karena sedang menjalankan tugas, pemuda bermata obsidian itu mungkin sudah sedari tadi menghilang entah ke mana meninggalkan gadis yang sedang berbuat hal tidak senonoh di balik rak buku yang menjulang tinggi.

Azuka melirik jam dinding yang ada di perpustakaan. Harus berapa lama lagi ia menunggu gadis itu selesai dengan kegiatan panasnya? Ayolah, ini adalah perpustakaan umum, tempat orang-orang membaca buku. Jika Azuka tidak ingat tugasnya sebagai seorang Guardian yang melindungi seseorang, rasanya ia ingin mendorong rak buku itu ke arah kedua orang yang sepertinya sudah hilang akal dan tak ubahnya seperti kucing yang sedang birahi.

Azuka kembali menghela nafas. Ia bosan dan sekarang yang bisa ia lakukan hanya duduk di atas rak buku sambil mengamati sekitar. Tangannya gatal untuk ikut mengambil sebuah buku dan membaca, tapi ia tentu tidak ingin membuat keributan perkara adanya sebuah buku yang melayang di perpustakaan.

“Eh?” Mata Azuka mengerjap ketika melihat penampakan cerah nan mentereng datang dari pintu perpustakaan. 

“Si merah muda?” gumam Azuka tidak percaya. 

Entah apa yan terjadi hari ini hingga perpustakaan yang seharusnya damai justru kedatangan tamu yang sepertinya salah tempat. Setelah tadi si pirang seolah sedang uji nyali melakukan hal ektrim di perpustakaan umum, sekarang ia melihat si merah muda datang ke perpustakaan dengan es krim di tangannya. Benar-benar penistaan perpustakaan yang damai. Tangan Azuka kembali gatal. Rasanya ia ingin mengusir Sakura yang bisa-bisanya membawa masuk makanan ke perpustakaan.

“Es krim di musim panas memang yang terbaik,” kata Sakura berhalusinasi dan dengan riang menjilat es krim strawberry yang ia dapat hasil dari merengek kepada sepupunya. Ia seperti sedang mengalami disorientasi waktu dan musim hingga tidak bisa membedakan musim panas dan musim gugur.

“Bocah itu... bisa-bisanya makan di perpustakaan,” desis Azuka geram. 

“Aha. Ada Aso,” seru Sakura girang setelah sedari tadi kepalanya menoleh ke kanan dan kiri mencari sekiranya ada makhluk hidup yang ia kenal berada di perpustakaan. Senyuman lebar tersungging di bibir Sakura melihat sosok seorang pemuda yang sedang khusyuk membaca buku.

“Sejak kapan Aso suka membaca buku dan serius seperti itu?” tanya Sakura dengan seringai yang masih tidak menghilang dari bibirnya. Nalurinya yang selalu ingin mengganggu orang lain membuncah. Ia tidak bisa menahan diri untuk membiarkan Aso membaca buku dalam damai. Seorang Aso membaca buku di perpustakaan? Oh, itu jelas tidak mungkin kecuali pemuda itu kesambet arwah penasaran yang kutu buku.

“Apa yang akan dilakukannya?” pikir Azuka curiga melihat seringai lebar yang tersungging di bibir Sakura. Pengalamannya selama menjadi Guardian sudah bisa membuat Azuka mampu membedakan yang mana senyuman tulus dan mana senyuman licik yang didasarkan atas niat jahat.

“Aso!!!” teriak Sakura nyaring, mengabaikan peraturan paling penting di perpustakaan yakni dilarang berisik dan membuat keributan. Sakura mengangkat tangan dan bersiap berlari untuk memburu teman semasa kecilnya itu ketika tiba-tiba kakinya tersandung sesuatu hingga membuatnya jatuh tersungkur dengan sangat tidak elegant.

Lihat selengkapnya