Unreal

Cherry Sakura
Chapter #6

Dilarang Berbohong!

“Aduuuuh. Bagaimana ini? Kenapa dia bisa hilang?” teriak Reoka panik. Ia tidak habis pikir dengan apa yang terjadi. Padahal tadi ia mengalihkan matanya dari Sakura hanya sepersekian detik dan dalam sekejap, gadis dengan penampilan serba mentereng yang dari kejauhan saja wujudnya sudah kelihatan malah menghilang tanpa jejak.

“Padahal tadi yang kena siram sampai basah kuyup, kan, aku. Kenapa malah dia yang ngambek dan menghilang?” omel Reoka kesal. 

Ryoya yang sudah pasrah dengan keadaan hanya duduk jongkok di udara. Terlihat sangat tidak berkelas, tapi Ryoya sudah tidak peduli dengan image dirinya sendiri. Sebagai seorang Guardian, baru kali ini Ryoya merasa gagal mengemban tugas. Bagaimana mungkin dua orang Guardian seperti dirinya dan Reoka bisa kehilangan jejak satu orang manusia dengan penampilan yang begitu mencolok?

Duk!!!

“Eh?” Ryoya dan Reoka sontak menoleh ke arah sumber suara. Penampakan serba hitam yang ada di kamar serba merah muda milik Sakura terlihat sangat tidak bersahabat. Hanya ada satu orang yang memiliki aura suram melebihi roh jahat, yakni Azuka Kamoshita yang semasa hidupnya sepertinya sudah lupa dengan cara tersenyum dan hidup bahagia.

“Reoka dan Ryoya, senang bisa melihat kalian. Kalian dari mana?” sapa Sakura ceria begitu menginjakkan kakinya di lantai kamarnya. Dirinya yang berpenampilan serba pink hampir berkamuflase dengan warna kamarnya yang memiliki warna senada.

“Kamu yang dari mana saja??? Bisa-bisanya menghilang seenaknya!” semprot Reoka jengkel, tidak habis pikir bagaimana caranya coba sampai bocah merah muda itu bisa datang bersama dengan Azuka.

“Memangnya dia bisa teleport?” gerutu Reoka.

“Azuka, kenapa kamu bisa bersama dengan Sakura? Bukankah seharusnya kamu bersama dengan Sheerin Fuyusaka?” tanya Ryoya bingung. Padahal dari awal Azuka memperlihatkan dengan jelas keengganannya berinteraksi dengan Sakura dan selalu berusaha menghindari si rambut merah sampai-sampai merelakan dirinya menjadi penjaga gadis antagonis yang auranya gelap segelap-gelapnya saking buruknya perangainya.

“Aku tidak sengaja bertemu dengannya di perpustakaan,” balas Azuka datar lalu menembus dinding dan pergi begitu saja, benar-benar tidak memberikan Reoka kesempatan untuk kembali bertanya.

“Caku suka ke perpustakaan, ya?” tanya Ryoya sambil tersenyum manis. Ryoya terlihat seperti seorang ayah yang bangga mendengar anaknya yang badung mendadak berubah menjadi anak manis yang mau membaca buku dan belajar di perpustakaan.

“Ohohoho.” Sakura tertawa nyaring, ikut-ikutan bersikap seperti seorang anak yang senang mendengar pujian dari ayahnya. “Iya. Caku, kan, anak yang tekun dan suka belajar,” puji Sakura pada dirinya sendiri.

Keplak.

“Aduh!” pekik Sakura. Entah apa yang salah hingga kepalanya tiba-tiba dikeplak oleh sebuah kipas tangan yang sedang melayang di udara. Sakura menatap horror kipas yang entah muncul dari mana. 

“Kenapa kepala Caku dipukul?” tanya Sakura bingung.

“Dilarang keras berbohong!” ujar Reoka ketus.

Lihat selengkapnya