Unreal

Cherry Sakura
Chapter #7

Orang Yang Menyedihkan

“Ryoya, berhenti! Jangan mengikuti Caku lagi!” seru Sakura kesal.

Jalan-jalan menghirup udara pagi bersama dengan gebetan berwajah tampan adalah salah satu cita-cita Sakura dari dulu, tapi bukan dalam wujud roh gentayangan yang tidak kasat mata. Tidak akan ada gunanya bagi Sakura berjalan dengan diiringi makhluk halus. Mau pamer sama siapa coba kalau pemuda tampan itu termasuk golongan makhluk yang kasat mata? Beda cerita kalau Sakura memang berniat pamer dengan anak indigo yang punya penglihatan gaib. Masalahnya Sakura tidak punya teman indigo yang bisa melihat penampakan makhluk gaib.

“Keberadaanmu sama sekali tidak bisa dipamerkan, jadi berhenti mengikuti Caku,” tukas Sakura.

“Tidak bisa. Menjagamu adalah tugasku,” tolak Ryoya tegas. 

Pemuda itu masih setia melayang di sekitar Sakura sembari mengunci matanya hanya untuk memperhatikan gadis berambut merah muda itu. Pokoknya jangan sampai gadis itu menghilang dari pandangan mata Ryoya dan menyusahkan Azuka. Aura suram yang kemaren menguar dari tubuh Azuka sudah seperti aroma kematian yang bisa membuat umur Ryoya berkurang sekian tahun dari yang semestinya. Ryoya tidak ingin lagi bertemu dengan Azuka dalam keadaan yang tidak menyenangkan seperti itu.

“Kamu tidak perlu menjaga Caku. Caku tidak akan mengganggu orang, kok!” tandas Sakura dengan penuh keyakinan.

Keplak.

“Akh.” Sakura refleks menggigit lidahnya sendiri. Ternyata sampai sekarang kipas kejujuran itu masih setia mengikutinya seperti halnya Ryoya yang tak ubahnya seperti bayangan Sakura.

“Tapi, sepertinya hatimu mengatakan sebaliknya, Caku,” timpal Ryoya dengan senyuman simpul di bibirnya. Sebenarnya Ryoya penasaran dengan rencana yang ada di dalam kepala Sakura. Entah kenakalan apa lagi yang akan gadis itu lakukan setelah kemaren dengan semena-mena menggunduli bunga mawar koleksi kakaknya sendiri.

Sakura mengelus kepalanya yang mulai vertigo karena keseringan dikeplak kipas aneh bin gaib. Seumur hidupnya baru kipas itulah yang menggeplak kepalanya dalam jumlah yang tak terhitung. Mami dan kakaknya saja tidak pernah menggeplak kepalanya dengan semena-mena seperti itu.

“Ryoya!!!” panggil Sakura dengan suara cemprengnya yang tak ubahnya seperti kaleng jatuh. Ryoya sampai terlonjak dan mengelus dadanya karena kaget mendengar suara cempreng Sakura.

Lihat selengkapnya