Unreal

Cherry Sakura
Chapter #8

Rasa Yang Mengganggu

Sakura bergerak dengan cepat di depan rak buku yang berjejer rapi. Hari ini ia berencana menghabiskan harinya dengan berbelanja buku sepuasnya dan menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk membaca. Berhubung ia mendapat kabar buruk dari para Guardian yang mengatakan bahwa ia berumur pendek, Sakura bertekad untuk memanfaatkan sisa waktunya dengan melakukan banyak hal, termasuk sesuatu yang tidak pernah ia lakukan.

“Majalah? Majalah?” gumam Sakura berulang-ulang. Matanya menyusuri tiap rak mencari majalah remaja‘Aneka No’ yang dulu populer pada masanya. 

“Hhh. Sial sekali aku bertemu denganmu di sini,” sindir seorang gadis dengan dandanan luxurious dan glamour yang sebenarnya tidak pada tempatnya. Gadis berambut kuning terang dengan dress berwarna gold itu tampak seperti sosialita yang salah kostum.

“Astaga, penglihatan Caku pasti salah,” pekik Sakura tidak percaya. Matanya melotot antara kaget dan silau karena penampakan Kagari Nozaki yang bak toko emas berjalan. Warna gold benar-benar mendominasi dari rambut sampai kaki seorang Kagari Nozaki.

“Kenapa seorang Kagari bisa terdampar di daerah penuh buku seperti ini?” tanya Sakura dengan jari telunjuk mengacung ke arah Kagari.

“Kamu sendiri tidak salah berada di tempat penuh buku begini? Tidak biasanya,” sindir Kagari sambil memutar bola matanya bosan.

Kabari tentu tahu dengan jelas Sakura tipikal manusia yang seperti apa. Alih-alih membaca buku dengan tenang, seorang Sakura pasti lebih memilih menghabiskan waktunya dengan berburu boneka, wisata kuliner di toko-toko kue yang berbahaya untuk berat badan dan mengganggu kedamaian orang lain dengan tingkahnya yang absurd.

“Caku sedang mencari majalah,” jawab Sakura kalem yang lagi-lagi tidak sesuai dengan imagenya selama ini.

“KAMU TIDAK BISA MELIHAT??? DI SINI RAK KHUSUS KOMIK!!!” semprot Kagari kesal. Ya Tuhan, ia baru berbicara dengan Sakura beberapa menit, tapi Kagari merasa tengkuknya tegang dan kepalanya seperti akan meledak. Setiap kali berinteraksi dengan Sakura, Kagari selalu merasa kolesterol dan tekanan darahnya mendadak naik.

“Oh iya, ya. Berarti pasti di sana,” sahut Sakura sambil menyengir lebar.

Urat-urat di kepala Kagari semakin bermunculan. Bicara lebih lama lagi dengan Sakura, Kagari yakin bukan kakinya yang akan dipenuhi varises, melainkan kakinya. “KAMU BISA MEMBACA ATAU TIDAK??? ITU RAK KHUSUS NOVEL DEWASA!!!” bentak Kagari berang.

“Kalau begitu, rak khusus majalah ada di mana?” pekik Sakura. 

“Rak khusus majalah ada di ....”

Belum sempat Kagari menyelesaikan kata-katanya, mata hijau Sakura berkilat melihat majalah yang dipegang Kagari. 

“Sakura Beccafumi, kenapa kamu selalu merampas benda yang ada di tanganku? Kembalikan!!!” hardik Kagari tidak terima majalahnya dirampas begitu saja oleh si merah muda yang selalu menguji kesabarannya.

“Nanti Caku akan sampaikan salam Kagari untuk Aoi,” teriak Sakura sambil membawa kabur majalah yang sudah dibayar oleh Kagari.

“Ah.” Wajah Kagari yang tadinya hampir menyerupai penyihir jahat bertaring dalam sekali kedipan mata berubah bak malaikat dengan aura bersinar yang menyilaukan mata. 

Lihat selengkapnya