Unreal

Cherry Sakura
Chapter #11

Kecerobohan Yang Tak Seharusnya

"Hieeee," pekik Sakura sambil lari terbirit-birit menghindari kipas yang masih setia mengkeplak kepala Sakura setiap kali ia berbohong atau melakukan perbuatan yang tidak terpuji.

"Sakura, kembalikan roti bagian kakakmu. Kamu tidak boleh memakan hak milik orang lain!" omel Reoka kesal. 

Kepala Reoka mendadak vertigo setiap mengomeli Sakura. Selama berinteraksi dengan Sakura, Reoka tidak pernah lupa untuk berterima kasih atas pilihan ibunya untuk tidak memberikan Reoka seorang adik. Pilihan ibunya menjadikan Reoka sebagai anak tunggal benar-benar keputusan tepat. Reoka tidak bisa membayangkan bagaimana kalau ia sampai memiliki adik tak berakhlak dan suka menghilang seperti Sakura. Baru membayangkannya saja kepala Reoka sudah sakit duluan. 

"Sudah terlanjur Caku makan. Mana bisa Caku kembalikan," kilah Sakura masih berlari kencang menghindari kejaran Reoka.

"Kamu mau ke mana? Kamu harus masuk kelas, kan?" tanya Reoka berang. Arah lari Sakura sama sekali tidak menunjukkan kalau anak itu akan menuju kelasnya.

"Caku sedang tidak mood masuk kelas," sahut Sakura tidak peduli.

"Kamu jangan coba-coba menguji kesabaranku!!!" hardik Reoka. Tangan Reoka dengan cepat menarik kerah baju Sakura, menahan gadis itu untuk tidak berlari lebih jauh.

"Hari ini Caku tidak ada kelas, kok!"

Keplak.

"Dasar pembohong," sindir Reoka jengah. Rasanya Reoka ingin memasukkan Sakura ke kelas tata krama agar si rambut merah muda itu bisa bersikap lebih anggun dan barbar. Sedari tadi mereka berlarian ke sana kemari. Untung saja saat ini Reoka tidak kasat mata sehingga mereka berdua tidak terlihat seperti dua orang dalam adegan film Bollywood yang sedang berlarian dengan dramatis. Paling hanya Sakura yang terlihat seperti orang gila karena berlarian dan bicara seorang diri.

"Oh iya!" seru Sakura mengagetkan Reoka. Hidung Reoka hampir saja membentur kepala Sakura kalau gerak refleks Reoka tidak bagus. Kan, tidak lucu kalau Reoka sampai merasuk ke tubuh Sakura karena tabrakan yang tidak disengaja.

"Reoka, kenapa kamu mencoba untuk bunuh diri?" tanya Sakura tiba-tiba saja kembali teringat dengan apa yang ia baca di majalah 'Aneka No'. Rasanya aneh sekali memikirkan seorang Reoka Kawamoto mencoba bunuh diri di puncak kariernya. 

"Caku membaca majalah. Di sana tertulis kalau Reoka koma selama 2 bulan karena mencoba untuk bunuh diri."

Reoka menggelengkan kepalanya dengan cepat. Wajahnya terlihat tidak senang dan memang Reoka tidak pernah suka dengan kata-kata yang mengatakan ia mencoba untuk bunuh diri. Ayolah, Reoka sangat menyukai hidupnya. Bahkan jika ia bisa terlahir kembali, ia ingin kembali terlahir menjadi Reoka Kawamoto yang tampan, kaya raya dan terkenal.

"Aku tidak pernah mencoba untuk bunuh diri," sanggah Reoka tegas. Dagunya terangkat tinggi dengan tangan terlipat di dada. Bunuh diri tidak pernah ada dalam kamus Reoka Kawamoto. Lagipula sebagai anak tunggal keluarga Kawamoto, mana tega Reoka memutus garis keturunan hanya sampai di dirinya saja.

"Tapi, di majalah itu disebutkan kalau Reoka menelan 8 butir obat tidur," papar Sakura tidur percaya. Mana ada orang normal yang menelan 8 obat tidur sekaligus kecuali orang itu memang berniat untuk tidur selamanya.

"Itu...." Raut wajah Reoka yang tadinya terlihat percaya diri dan angkuh tiba-tiba berubah pucat. Ia menggaruk kepalanya dengan kikuk. "Tidak sengaja," lanjut Reoka dengan wajah malu. Ia benci sekali setiap kali mengingat kecerobohannya yang bodoh itu. Reoka seperti orang bodoh yang lupa menaruh otaknya di mana.

"Ha?"

Lihat selengkapnya