Unreal

Cherry Sakura
Chapter #15

Anggrek Putih

“Kenapa?” tanya Azuka bingung.

“Kamu jahat,” hujat Aqua dan itu menambah kebingungan yang Azuka rasakan.

Azuka tercenung. Kejahatan apa yang sudah ia perbuat? Padahal kalau dipikirkan justru dirinyalah yang menjadi korban. Bayangkan, Aqua memintanya menunggu di udara yang dingin hampir satu jam lamanya. Begitu Aqua datang, bukannya senyuman manis yang diberikan oleh Aqua, gadisnya itu justru menampar dan menuduhnya sebagai penjahat.

"Padahal selama ini Azuka tidak pernah memberikan bunga padaku, tapi kenapa Azuka justru memberikan bunga pada gadis lain?” tanya Aqua sedih.

“Ah?” Otak Azuka merespons perkataan Aqua dengan cepat. Manik obsidian Azuka melirik ke arah gadis berambut merah muda yang memegang buket bunga anggrek putih. Gadis itu tampak kebingungan dengan roman wajah yang terlihat bersalah.

Azuka memegangi wajahnya dengan satu tangan. Ia paham sekarang. Aqua cemburu pada gadis yang sedang memegang bunga anggrek itu.

“Aqua, bunga itu ....”

“Aku membencimu!” Aqua berteriak kesal, memotong perkataan Azuka dan berlari pergi begitu saja. Azuka menghela nafas pendek. Ia merasa serba salah.

“Kamu boleh memberikan bunga ini padanya,” kata Sakura sambil menyodorkan bunga anggrek putih yang ia pegang.

Sebenarnya Sakura juga merasa tidak enak hati. Kemunculannya yang tiba-tiba sudah membuat sepasang kekasih bertengkar karena salah paham di hari yang seharusnya romantis seperti ini. Padahal salju pertama sedang turun dan ia baru saja membuat sepasang kekasih bertengkar. Ingin bertanggung jawab dan ikut membantu menjelaskan, tapi gadis yang sedang cemburu tidak akan mau mendengarkan apapun apalagi dari tersangka utama yang menjadi biang cemburu.

“Tapi, bunga itu ....”

“Walaupun dia lebih menyukai laut, tapi dia tetap saja seorang gadis. Gadis manapun pasti akan senang sekali mendapat bunga dari orang yang ia sukai,” kata Sakura sambil tersenyum lebar. Berharap bunga yang diberikan pemuda itu nantinya bisa meluluhkan hati sang kekasih yang sedang marah. Sakura tidak mau membayangkan malam-malamnya yang panjang harus ia habiskan dengan rasa bersalah hingga terkena insomnia.

“Semoga dia tidak marah lagi padamu,” ucap Sakura tulus.

“Terima kasih.”

Tapi, nyatanya buket anggrek putih itu tidak mengubah apapun. Anggrek putih yang menuruy cerita menjadi simbol cinta sejati tetap tidak bisa mengubah kemarahan dan kecemburuan yang terlanjur bercokol di hati Aqua. Aqua menolak bunga itu.

Azuka berjalan gontai menuju bangku kosong yang mulai berwarna putih karena tertutupi oleh serpihan salju. Kepala Azuka terasa sakit. Sepanjang hubungan mereka, baru kali ini Aqua meneriakinya, menuduhnya berselingkuh dan mengusirnya pergi.

“Dia masih marah padamu?”

Lihat selengkapnya