UNSOLVED CASE

Gemini QT
Chapter #4

Praduga

"Sekarang lebih terdengar seperti kasus pencurian organ,” timpal Wili dengan sedikit menyeringai, mengingat berita-berita yang sering ia dengar tentang sindikat kejam yang beroperasi di kota-kota besar.

Wili, penyidik tampan ini dikenal dengan naluri tajamnya terhadap kasus kriminal. Tidak bisa di pungkiri, mantan agen FBI ini memang terlihat karismatik dengan ekspresi seriusnya, kumis dan jenggot tipis yang ia miliki menambah aura misterius di sekelilingnya.

“Apa ini artinya kita menyimpulkan bahwa ada yang tidak beres dengan kasus ini?” Tanya Gilang, matanya tajam menatap Wili sambil menunggu penjelasan lebih lanjut.

"Kita perlu gali lebih dalam lagi untuk menemukan bukti yang kuat,” balas Alexa penuh keyakinan. “Kita tidak bisa terburu-buru.”

“Benar, tapi kita juga harus hati-hati,” David melanjutkan sambil memikirkan langkah selanjutnya. “Ada kemungkinan bahwa ginjal itu diambil secara ilegal atau sengaja tidak dicatat dalam dokumen,” lanjutnya berasumsi.

Sebenarnya ini bukan tugas mereka semua untuk menyelidiki lebih lanjut tentang jasad tersebut. Ini seperti hanya sebuah kasus kecelakaan yang berakhir tragis. Keluarga korban pun sudah merelakan dan tidak ada tindak lanjut dari kepala kepolisian.

Namun, David selaku dokter yang menangani sebelumnya, merasa bahwa ada yang janggal dari kasus tersebut. Begitu pun dengan Arya yang sudah melakukan autopsi pada jasad korban. Terlebih lagi, rekan-rekan lainnya juga merasakan kejanggalan yang sama.

“Lalu, bagaimana dengan TKP?” Arya kembali masuk ke dalam percakapan, suaranya menyatukan ketegangan yang ada. Dalam pikirannya, ada skenario yang berkecamuk, dan ia ingin mendengar informasi lainnya yang didapat dari tim investigasi. Sebagai dokter forensik dan otak di balik analisis setiap kasus, dia memiliki naluri untuk meneliti setiap detail kecil.

"Tidak ada yang aneh. Kami tidak menemukan apa-apa," jawab Aksa. Suaranya tenang, tetapi ekspresinya menunjukkan ketidakpuasan atas kurangnya petunjuk di lokasi kejadian.

Arya terdiam sesaat, merenungkan kata-kata Aksa. Pikirannya berusaha menjelaskan kekosongan yang mencolok di lokasi kecelakaan. Seharusnya ada sesuatu—sebuah jejak, sebuah indikasi mengenai pelaku, bukti, atau bahkan saksi yang melihat kejadian itu.

 

***

Beberapa saat setelah kecelakaan terjadi (di TKP)

Langit gelap menyelimuti kota, angin berhembus lembut melalui jalanan sepi di pinggiran kota. Desiran angin dan gelegar jauh kendaraan, terkalahkan dengan bunyi sirine ambulans dan polisi yang memecah keheningan malam, cahaya itu terus berputar-putar mengelilingi sebuah mobil silver ringsek di tepi jalan dengan lampu rem merahnya yang berkedip lemah. Kecelakaan mobil tunggal telah terjadi, dan korbannya, seorang pria paruh baya, segera dilarikan ke rumah sakit Taruna Negeri. Tim investigasi pun bergerak cepat ke lokasi kejadian untuk mencari tau penyebab pastinya.

Di antara kerumunan yang mulai mengumpul, Alexa dan Wili, dua anggota tim yang terlatih, mengenakan rompi bertuliskan 'Investigasi', bersiap melakukan pemeriksaan di TKP. Meski malam sudah larut, namun semangat mereka tak pudar.

“Pastikan kalian tidak melewatkan detail sekecil apapun,” pintah Aksa, memandang serius ke arah kedua rekannya. Tim investigasi pun mulai melakukan olah TKP.

Dengan senter di tangan, Alexa dan Wili mulai menyusuri jalan tempat mobil itu menabrak pagar pembatas. Mereka memeriksa setiap inci dengan seksama, dari sisa-sisa pecahan kaca hingga jejak ban di aspal. Walau terlihat sepele, setiap bukti bisa jadi kunci untuk mengungkap misteri di balik kecelakaan tersebut.

Mereka melakukan pencarian dengan teliti. Semua benda yang jatuh dari mobil tersebut telah dikumpulkan, namun tak satu pun memberikan kejelasan lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya terjadi. Tak ada tanda-tanda pengereman, tak ada jejak benturan lain yang menunjukkan bahwa mobil itu terlibat kecelakaan dengan kendaraan lain.

"Apa mungkin aku melewatkan sesuatu yang sangat jelas?" Alexa menatap ke sekeliling dengan rasa bingung.

Sementara Arya, selaku inspektur, berdiri dengan waspada di pinggir jalan, memantau setiap kendaraan yang lewat dan memastikan agar tidak ada gangguan. Ia tau betapa pentingnya setiap detail kecil dalam sebuah kasus.

Waktu berlalu dengan cepat, dan setelah beberapa jam melakukan penyelidikan, mereka belum juga menemukan barang bukti yang signifikan di TKP. Hanya serpihan kaca dan bekas ban yang meninggalkan jejak di aspal.

Frustrasi mulai melanda pikiran Alexa. "Seharusnya ada sesuatu," desahnya. "Kecelakaan ini terlihat mencurigakan."

Alexa kembali mengamati bagian bawah mobil yang terbalik, memastikan bahwa tidak ada jejak misterius yang terlewatkan. “Aku rasa kita butuh lebih banyak cahaya di sini,” katanya sembari menyalakan senter. “Sepertinya tidak ada tanda-tanda lain, ya?” tanyanya sambil berusaha melihat ke dalam kabin yang remuk.

Lihat selengkapnya