UNTAIAN MELODI HUJAN

El Garuty
Chapter #2

DEW#2

Segala tentangmu istimewa

Andai aku mendapatkanmu bintang dunia

Bukan tak mungkin kau akan menemukan

Aku yang berbeda dari semua yang pernah kau temui

=Crolatte-Nuca=

***

“Aduduh!” Pekikan keras terdengar dari bibir gadis mungil yang hendak turun dari Angkutan kota. Agak terseok lantaran kakinya tergelincir di pintu angkot. Beruntung pemilik rambut sepanggul tergerai itu cekatan berpegangan pada tepian pintu sehingga hal seperti terperosok ke trotoar urung dicatat para Malaikat sebagai salah satu peristiwa bersejarah dalam harinya. Pak sopir dan beberapa penumpang mengulum senyum, sedang si tokoh utama cengar-cengir menyodorkan beberapa rupiah ke tangan kernet. Mengambil langkah seribu guna menyembunyikan rasa malu dari kendaraan yang tak kunjung melaju.

“Fuuh! Aku masih selamat!” helanya lega.

Bayangkan saja betapa gadis tersebut amat bersyukur. Sebab, jalan lurus saja bisa membuat ia tergelincir atau tersandung tak jelas. Tak heran, kejayaan yang dimilikinya kerap tiba-tiba runtuh, sebab sang Bintang Kejora sendiri terlalu sering jatuh sebab memiliki keseimbangan tubuh begitu buruk? Pantas saja, ketika berlatih menari ia selalu mendapat luka. Mungkin sebutan bebal patut tersemat, sebab sudah tahu tak punya keseimbangan kaki yang baik tapi masih ngotot ingin jadi penari.

Helaan napas ia kerahkan beberapa kali guna redakan gemuruh jantung akibat tragedi yang hampir saja mencela pagi indahnya. Manakala pepohonan sekitar menabur Oksigen segar ke angkasa, hidung mungil si gadis lekas menyesap udara murni tersebut sebanyak yang ia mampu isap. Udara bersih jelas lebih sehat bagi dia dari pada tugas Matematika, Fisika, atau Kimia.

“Uh! Kemilaumu mengalahkan pesonaku!” tangan si gadis terangkat menutup sebagian wajah ketika kedua netranya tak sengaja menangkap tulisan SMA CERAH CERIA di atas gerbang tersinari cahaya matahari. Sebenarnya tak menyilaukan sama sekali, hanya si gadis memang sedikit berlebihan dalam bereaksi.

Pagi itu, jalan raya terlihat ramai. Hiruk-pikuk kendaraan umum di belakang sana lebih banyak memadati jalanan ketimbang kendaraan pribadi ketika hari-hari sekolah. Kecuali pada saat-saat tertentu semisal Hari Libur Nasional, barulah jalan akan marak dengan kendaraan pelat luar kota. Seperti saat si gadis turun, belasan angkutan kota atau biasa disebut angkot pun turut berderet sebab sama-sama mengangkut penumpang anak sekolah.

Kembali pada gadis berambut sepanggul. Lea, begitulah teman-teman menyebut si bintang kejora. Gadis dengan nama lengkap Kiandra Azalea itu tengah sibuk menggulirkan bola mata ke kiri dan ke kanan. Tatapan ia edar guna menelaah lingkungan sekolah. Siapa tahu ada hal menarik. Yah, secara garis besar rupanya masih sepi dan lengang.

Lihat selengkapnya