Dicari pramurukti pria
Syarat:
1. Berusia maksimal 45 tahun.
2. Berdomisili di sekitar Bandung Raya.
3. Memiliki kesabaran, kelembutan hati, dan empati tinggi.
4. Bersemangat dalam bekerja
5. Mau bekerja setiap hari
Tugas:
1. Mendampingi pasien.
2. Memberikan obat.
3. Menemani pasien jalan-jalan ke taman.
4. Membantu pasien jika mengalami kesulitan.
5. Memandikan, menyuapi, dll bila sewaktu-waktu kondisi pasien melemah.
6. Menjadi teman curhat pasien.
Fasilitas:
1. Gaji 10 juta per hari
2. Makan 3 kali sehari plus snack
3. Akses WiFi 24 jam di rumah pasien.
4. Kamar tempat menginap di rumah pasien.
5. Mobil pribadi bila sewaktu-waktu ada keperluan dengan pasien.
6. Bonus melimpah di akhir masa kerja.
Segera hubungi 081925798649
Secepat virus Corona, iklan itu segera menyebar di media sosial, radio, dan koran lokal. Jose sendiri yang menulis redaksi dalam teks iklan tersebut. Ia menolak jasa copywriter.
Iklan itu menjadi buah bibir. Warganet tak tahan untuk tidak memberi tanggapan. Ada yang merekomendasikan anggota keluarganya untuk menjadi pramurukti. Namun, lebih banyak lagi yang mengolok-olok iklan itu.
“Kamu mau cari pramurukti atau cari jodoh? Kok syaratnya harus sabar, lembut, dan jadi teman curhat?” komentar seseorang yang dicurigai sebagai teman seangkatan Jose.
“Hei, Crazy Rich Bandung lagi nyari pramurukti! Buruan daftar, yuk!” ledek warganet lainnya.
Selain berbuah ledekan, iklan itu menginspirasi orang untuk membuat meme kocak. Meme tersebut memperlihatkan seorang pria berseragam putih ala perawat bertuliskan:
“Aku pramurukti idaman. Hatiku sabar dan lembut. Segera halalkan aku. Ta’arufin dulu juga boleh.”
Banyak pria di kota kembang mendadak berebut memantaskan diri untuk menjadi pramurukti demi mimpi gaji sepuluh juta setiap hari. Liza, yang masih marah pada Jose pun, tak dapat menahan tawanya membaca iklan tersebut.
“Gila kamu, Airport Man,” kecamnya.
“Mengucurkan dana puluhan juta hanya untuk membayar orang yang bisa menjaga ayahmu. Katakanlah, misalnya dalam sepuluh hari, kamu harus mengeluarkan seratus juta.”
“Kamu sendiri yang bilang padaku kalau saingan bisnis Ayah mengirimkan anak buahnya ke sini. Itu artinya, Ayah dalam bahaya. Aku tak bisa main-main dalam menjaga ayahku. Berapa pun akan kubayar kalau ada yang bisa menjaga Ayah selama aku tak ada.”
Spekulasi Liza membuat Jose ngeri. Bukan karena uang yang mesti ia bayar, melainkan ia tak ingin meninggalkan Ayah Calvin sampai sepuluh hari. Akan ia usahakan tak selama itu. Empat-lima hari sudah cukup.
Ayah Calvin membaca iklan itu dengan sedih. Kali pertama tayang di koran hari itu, wajahnya berubah mendung.
“Ayah belum selemah itu, Sayang. Kamu mendoakan Ayah drop lagi?” tanyanya sedih.
Sontak Jose berpaling dari layar laptopnya. Ia bangkit dan mengenyakkan diri di sofa persis di sebelah ayahnya.