Kau t'rimaku apa adanya
Walauku banyak kekurangan
Memang sulit tuk dapatkanmu
Tak mudah juga tuk lepaskanmu
“Lizaaaa, ayo! Kita bisa terlambat!” seru Jose tak sabar, berjalan gelisah di teras rumah.
“Iyaaa ... bentar. Nggak sabaran banget sih, suamiku.”
Liza berlari kecil menuju teras. Tas berisi kamera berayun di lehernya. Tak luput ia dari cubitan gemas Jose di pinggangnya.
“Ambil kamera aja lama amat,” cetusnya.
“Aku, ‘kan mau keliatan cantik di depan Benita dan yang lainnya. Dan ... oh, jangan panggil aku Liza Soeratman kalau nggak bawa kamera.”
Mendengar beberapa kata terakhir, Jose membelalak. “Bukan Liza Soeratman lagi, tapi Liza Calvin.”
“Oh iya ... aku lupa.” Liza menertawakan kealpaannya, terlihat salah tingkah.
Kini ia telah menyandang nama Calvin. Nama pria berhati malaikat yang dicintai ia dan suaminya. Mereka berdua berjalan cepat menuju mobil.
Oh, percayalah sayang
Hatiku ini hanya untukmu