Pergi saja, engkau pergi dariku
Biar kubunuh perasaan untukmu
Meski berat melangkah
Hatiku hanya tak siap terluka
Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat
Di waktu yang salah (Fiersa Besari-Waktu yang Salah).
**
Dapur besar berlantai putih dan berlangit-langit tinggi itu meneriakkan kenangan. Calvin belum mulai memasak. Ia malah terseret dalam lautan kenangan tentang Alea. Adalah satu set alat yang digunakan untuk membuat kyaraben yang biasa dipakai Alea membuat Calvin kembali dikuasai melankolia.
Meski sibuk, Alea sebisa mungkin menyempatkan waktu memasak untuk suami dan anaknya. Di dapur ini, Alea pernah memasak dalam keadaan sakit. Alea sedang hamil, tetapi berkeras membuatkan bento lucu untuk Jose. Kehamilan keduanya bermasalah kala itu. Calvin harus merelakan istrinya keguguran pada bulan keenam.
“Pak Calvin ....”
Sebuah suara halus memanggilnya. Calvin tersentak, buru-buru mengembalikan pandangannya ke depan. Silvia berjalan pelan ke arahnya.
“Pak Calvin belum mulai masak?” kejar Silvia.
“Baru mau mulai, Via. Duduklah. Biar saya masak untukmu.”
Dada Silvia buncah. Pak Calvin manis sekali, pikirnya. Seumur-umur Silvia belum pernah merasakan masakan seorang pria khusus untuknya. Para pria yang dikenalnya gengsi turun ke dapur. Mereka pikir, memasak dapat menurunkan maskulinitas seorang laki-laki. Padahal, banyak pria di dapur profesional di restoran bintang lima.