Untuk Kakak

Cahya hanifah
Chapter #2

Prolog

Memulai dengan air mata dan mengakhiri pula dengan air mata. Kehidupan ini diantar air mata dan kematian ini diantar air mata pula. Satu benda yang memiliki arti yang berbeda.

Tangis dalam ruang ini mengawali sebuah kehidupan berbeda alam sebelumnya (kelahiran). Begitu kerasnya suara tangis membuat kedua orang tua tersenyum dan menitikan air mata dengan begitu derasnya menandakan suka cita adanya kehidupan baru.

Awal kehidupan yang menggembirakan bagi keluarga kecil Harry Prawira Angkasa dan Ayana Dwi Pitaloka membesarkan anak mereka Ramadhan Putra Angkasa, putra pertama mereka, ia sudah bisa duduk dan bermain dengan mainannya. 

Orang tua mana yang tak antusias pada perkembangan anak mereka, setiap pulang kerja Harry langsung menghabiskan waktu dengan anaknya ini. Jarangnya waktu yang dimiliki Harry karena kesibukannya didunia penerbangan mengharuskannya untuk berpisah cukup lama dengan Rama.

Sebisa mungkin ia menciptakan waktu yang berharga bersama isteri dan anaknya dirumah. Cukup dengan hal sederhana sudah cukup menurut Ayana, salah satunya bermain bersama sikecil. Waktu berlalu hingga diumur 3 tahun Rama lahir didunia, kekhawatiran hadir dalam keluarga kecil mereka. 

Sekarang mereka berada di RS Permata berada dalam ruang dokter anak. Menunggu dokter yang menggambil hal pemeriksaan laboratorium. Dokter kembali dan melihat hasil rontgen pasien. Ia mengambil napas untuk memulai menjelaskan pada kedua orang tua dihadapannya.

Lihat selengkapnya