Untuk Kamu

Sucayono
Chapter #8

Idola Jakarta

Butir-butir air hujan jatuh berinai-rinai menyapa bumi Jakarta. Titik-titik kristal dari langit itu membawa hawa dingin bagi para makhluk penghuni kota metropolitan yang selalu nampak sibuk itu. Sesekali, kilatan cahaya di angkasa terlihat gemerlapan, disusul dengan bunyi guntur yang memekakan telinga. Para manusia di jalanan harus berteduh demi melindungi tubuh dan benda-benda mereka. Tak terkecuali dengan Wisnu dan Alana yang perlu berhenti mengamen untuk kemudian menepi pada sebuah emperan toko.  

Dari titik itu, Wisnu dan Alana dapat mendengarkan lagu “Cinta Putih Abu-abu” yang diputar radio dari dalam kios busana tempat mereka berteduh. Lagu itu seketika menyeruakkan memori Wisnu dan Alana akan masa-masa mereka di sekolah. Dahulu, mereka kerap mendengarkan lagu itu di kantin. Tanpa sadar, mereka berdua ikut melantunkan lagu favorit itu. Mereka demikian asyik bernyanyi seolah tengah menikmati dunia mereka sendiri. Ada baiknya juga hujan turun sehingga Wisnu dan Alana dapat berehat dan berdendang berdua.     

Satu lagu selesai diputar. Sang penyiar radio pun mulai bersuara, “Hi hi hi… Selamat sore sobat setia Hujan FM. Kembali lagi bersama aku, Asri, di acara Musik Populer. Bagaimana kabarnya nih sobat-sobat Hujan FM di bulan Desember yang penuh dengan hujan dari langit ini? Semoga cuaca buruk yang kerap terjadi akhir-akhir ini nggak membuat suasana hati kalian ikut memburuk, ya. Dan, kita di sini akan selalu menemani sobat-sobat Hujan FM semua dengan lagu-lagu monumental yang pastinya akan membuat suasana hati sobat-sobat semua menjadi cerita. Oh, iya, sebelum kita berdendang dan bergoyang dengan lagu selanjutnya, ada pengumuman penting, nih, buat sobat Hujan FM semuanya. Pengumuman pentingnya adalah: kontes Idola Jakarta sudah kembali dibuka. Yeay! Jadi, buat kamu-kamu yang suka menyanyi, jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bintang baru jagat musik tanah air dengan mengikuti kompetisi ini, ya. Seperti sebelumnya, pendaftaran akan kami tutup di akhir bulan dan kompetisinya akan kita adakan bulan depan. Jadi, segera daftarkan diri kamu atau tim kamu ke Hujan FM. Kami akan tunggu di sini. Dan sekarang, mari kita mendengarkan kembali sebuah lagu yang sangat fenomenal dari Nike Ardila dengan judul ‘Sandiwara Cinta’. Selamat menikmati.” 

Lagu dari Nike Ardila itu berkumandang dengan nyaring. Alana menggeleng-gelengkan kepalanya mengikuti nada-nada lagu itu. Bibirnya pun turut berkomat-kamit melantunkan lirik dari lagu yang amat sohor itu.

“Al,” panggil Wisnu.

“Kenapa, Nu?” tanya Alana. Ia menghentikan nyanyiannya. 

“Kamu sepertinya sangat menikmati lagu-lagu yang diputar dari radio ini.”

“Iya. Dulu, kan, kita suka mendengarkan siaran radio Hujan FM di kantin sekolah. Kamu ingat nggak, kita dulu pernah mau ikut kontes Idola Jakarta di radio ini?”

“Tentu aku ingat, Al. Justru itu, aku ingin kita mengikuti lomba itu sekarang. Kamu dengar sendiri tadi bahwa pendaftarannya telah dibuka. Kita bisa segera mendaftar, Al.”

“Kamu serius, Nu?” 

“Aku sangat serius, Al. Sekaranglah waktunya buat tim kita untuk berjaya di kontes itu. Kita harus selesaikan hal yang dulu belum sempat selesai.” Wisnu mengatakan kalimatnya dengan penuh semangat. Namun, semangat itu nyatanya tak dirasakan oleh Alana. Setelah mendengar ucapan Wisnu yang menggebu-gebu, Alana justru terdiam dan menundukkan kepalanya.

Wisnu memegang bahu Alana setelah melihat perubahan mimik wajahnya. “Kenapa, Al? Kamu nggak suka rencanaku?”

Alana menggeleng. “Bukan begitu, Nu. Tapi, sepertinya aku nggak bisa ikut kompetisi itu.”

“Kenapa nggak bisa, Al? Bukankah impian kamu itu menjadi seorang penyanyi profesional? Bukankah kamu yang dulu bilang kalau kompetisi ini bisa menjadi batu loncatan bagi kita?”

Lihat selengkapnya