Blurb
Iksan, bocah sepuluh tahun, sudah harus merasakan kerasnya kehidupan. Mimpi buruknya dimulai ketika kepindahannya ke Jakarta. Ia kehilangan ibunya dan harus menghadapi kecaman-kecaman dari anak-anak berandal di sekolahnya. Ia pun terpaksa hidup serumah dengan ayah tirinya, sosok pria yang tidak pernah mau menganggapnya sebagai seorang anak. Ia telah berusaha untuk mendekatkan diri dengan pria itu. Tetapi tidak pernah berhasil.
Seiring berjalannya waktu, Iksan mulai diterlantarkan oleh ayah tirinya. Komunikasi di antara mereka hanya sebatas catatan-catatan kecil berikut uang jajan harian yang tidak seberapa. Hukuman tanpa sebeb pun kadang diterima Iksan. Ayah tirinya akhirnya memutuskan menikah lagi, dan kian memburuk saja hidup Iksan.
Iksan akhirnya hidup dalam kebencian. Ia membenci semua hal dalam hidupnya. Harapannya hanya satu; menemukan kembali apa yang dinamakan rumah.