Untuk Sebuah Kesempatan (Satu Detik Lagi)

S.S. RINDU
Chapter #5

Bagian Lima

“Lepaskan!” Nara menggigit lengan Andra. Perasaannya sangat kesal. Andra baru berhenti menariknya. Ada wajah marah dan penuh kecemasan yang berkecamuk di hati lak-laki manis itu. “Apa yang kamu lakukan?!” pekiknya lagi.

Andra yang sudah emosi tingkat tinggi mendorongnya ke gang buntu dan memojokkan Nara ke dinding. Tangannya mengepal ke dinding untuk menghalangi Nara bergerak.

“Apa yang aku lakukan? Seharusnya kamu berpikir sebelum melakukan! Aku begini ini demi kebaikanmu! Kamu sudah tidak seharusnya bergaul dengan orang-orang nakal seperti itu! Sadar, Nara! Masa depanmu bisa hancur! Apa kamu tidak mengerti yang aku katakan?! Bagaimana kalau...” Andra menatap Nara dalam-dalam, lalu melanjutkan dengan suara bergetar. “Bagaimana kalau kamu sampai diperkosa..?”

Nara yang semula tidak mengerti mengapa Andra seperti itu akhirnya memahaminya. Andra begitu mencemaskan dirinya hingga bertindak bodoh. Bukankah dari dulu Andra selalu melakukan tindakan bodoh untuk suatu hal yang belum pasti?

“Ehmm. Satu-satunya di sini yang terlihat jelas ingin memperkosa adalah dirimu saat beradegan seperti ini.”

Andra tersentak lalu mundur beberapa inci. Mereka diam sesaat. Nara masih menatapnya dengan serius.

‘Benar juga. Aku seperti penjahat yang tertangkap basah. Tapi aku sedang melakukan kebenaran,’ pikir Andra mantap.

“Bukankah dari dulu kamu selalu mengikutiku ke manapun, selalu ingin tahu apa yang menjadi kebiasaanku? Kamu yang sekarangpun ikut campur dengan hidupku. Baiklah, kalau itu maumu.”

“Apa maksudmu?”

“Aku sudah bilang, dari kita kecil kamu selalu membututiku ke mana-mana. Bahkan saat aku jadi kucing.”

Andra mengingat kejadian itu. Kejadian sama persis saat ia menangkap Nara yang sedang bekerja.

“Sekarang, ayo ikut aku ke tempat tadi!”

“Tunggu! Kenapa harus ke sana lagi? Itu tempat yang tidak baik!”

“Kalau begitu ambilkan tasku, tablet PC-ku, dan beberapa berkas yang dibawa Pak Andi orang yang duduk di sebelahku tadi. Aku akan menunggumu di sini.”

“Apaaaa?!!!!”

Andra menyadari kesalahan yang telah diperbuatnya. Pada akhirnya, mereka kembali ke tempat itu dan meminta maaf atas kesalahan yang telah dilakukan.

Pak Andi adalah rekan kerja Nara yang tertarik dengan semua ide konsep pembangunan dari Nara. Bahkan Nara sudah beberapa kali dikontrak untuk membuatkan desain dari bangunan sesuai dengan lokasi yang akan diaplikasikan.

Nara berjalan diikuti Andra di belakangnya. Ia melihat jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 22.25. Perasaanya masih kesal akibat ulah Andra yang mempermalukannya. Entah kenapa ia mau menjelaskan semua pada Andra tentang Pak Andi dan pekerjaan paruh waktunya.

“Tidak perlu mengantar sampai dalam. Akan buruk jika kepala asrama mengetahui kamu bersamaku malam ini.” Nara menoleh dan meninggalkan Andra yang melambaikan tangan. Namun beberapa saat, Nara berlari memegang lengannya. “Tolong. Tolong aku..!”

“Apa sesuatu terjadi?”

Nara menunjuk ke dalam rumah asrama yang sudah terkunci. Ia ingin Andra membantu agar bisa masuk ke dalam kamarnya.

“Di sana!” ditunjuknya lagi kamar di lantai 2.

“Siapa yang sekamar denganmu?”

Lihat selengkapnya