Untuk Sebuah Kesempatan (Satu Detik Lagi)

S.S. RINDU
Chapter #25

Bagian Dua Puluh Lima

Nara mempresentasikan gambar 3D yang dibuatnya bersama Keyla beberapa waktu terakhir. Ia berinisiatif mengambil salah satu bahan proyek yang dikerjakannya untuk Pak Andi, rekan kerjanya. Dari tampilan di proyektor, terlihat bangunan perumahan yang tertata dengan taman dan sungai kecil mengelilingi taman.

“River?”

“Yes, Mrs. Sungai yang dangkal dengan bebatuan yang menghiasi sekitarnya. Meskipun kita berada di lingkungan perkotaan dan dalam perumahan yang padat penduduk, kita akan mendapat nuansa pedesaan yang asri.” Nara mengisyaratkan pada Keyla untuk memfokuskan pada taman.

“Nah, di sana bisa digunakan untuk bermain anak-anak. Anak-anak tidak akan kehilangan masa kecilnya, sebab di era modern seperti sekarang, mereka lebih menyukai gadget dibandingkan bermain di luar ruangan. Letak taman yang berpusat di tengah area komplek perumahan akan mudah dijangkau oleh para penghuni perumahan tersebut.”

“Kamu benar-benar berbakat. Dari mana mendapat ide kreatif seperti ini? Bahkan di tengah komplek perumahan. Its Extraordinary!” Mrs Anggi terkesima.

“Saya belajar dari keluarga Keyla yang memanfaatkan sungai di depan rumahnya untuk memelihara ikan tanpa mengganggu sekitarnya. Mereka bisa membuat taman sendiri dengan keterbatasan yang ada. Dan juga sungai adalah kenangan masa kecil saya bermain bersama teman-teman.” Nara menunduk lalu tersenyum seraya mengucapkan terima kasih. Keyla bangga dengan kata-kata Nara terhadapnya.

Semua temannya bertepuk tangan dengan presentasi Nara. Tidak pernah dipikirkan konsep taman di tengah komplek perumahan dengan nuansa pedesaan. Jika benar-benar diterapkan di tengah perkotaan yang panas, proyek itu akan mendapat apresiasi yang luar biasa.

Di gedung olahraga dan seni, semua sudah tertata rapi untuk menyambut festival besok. Festival yang dibuka untuk umum ini dimaksudkan mengenalkan serta menarik perhatian masyarakat sekitar juga seluruh tamu yang ingin menghadirinya. Ada berbagai acara dan kegiatan hiburan yang akan menyambutnya. Yang lebih penting, acara tersebut akan dihadiri oleh para petinggi Ciputra International School serta para ahli bidang jurusan dari luar negeri.

“Aku tidak yakin, apa semua akan baik-baik saja ketika kita tiba-tiba menghilang di tengah-tengah acara?” Adit cemas.

“Aku sudah membuat antisipasi untuk itu. Semua sudah ditanggung Mr. Dodit.”

“Apa mereka tidak akan curiga tentang pamanmu yang tidak akan datang?”

“Aku sebenarnya khawatir tentang itu. Tapi anehnya kakakku yang brengsek itu mengirimkan asisten untuk menghandel semua tugas Paman Handoko. Sepertinya mereka sedikit bertentangan karena Paman sudah mengundurkan diri bersama para staf yang terlibat kasus.”

“Apa sebenarnya rencana mereka?”

Adit dan Leon kembali berjalan mengitari seluruh kelas yang sedang mempersiapkan diri. Nampak Andra yang sibuk menata bunga-bunga dan hiasan plastik di dalam kelasnya karena ikut menjadi tempat mengisi kegiatan.

“Wah, apa ini? Seperti masuk ke dalam acara pernikahan.” Adit masuk dan takjub dengan dekorasi yang benar-benar seperti acara pernikahan.

“Apa ada lamaran dalam sekolah kita?” Leon ikut masuk dan terpana. “Apa ini semua idemu?” lanjutnya mengerutkan kening pada Andra. Andra merangkulnya.

“Yah, kami ingin kelas ini sebagai kenang-kenangan untuk tempat foto para pasangan. Paling tidak, mereka bisa berfoto dalam bingkai pengantin meskipun suatu saat mereka tidak berjodoh. Hahaha..” Andra tertawa.

“Apa jangan-jangan kamu akan berfoto dengan Nara?”

“Tentu saja. Aku juga tidak akan melewatkannya.”

Leon melenguh ketika Adit mencoba tempat duduk pengantin dan terasa senang dengannya.

“Lihat, apa aku sudah seperti calon pengantin?” katanya masih tersenyum. Andra dan Leon tertawa. Sesaat setelahnya, banyak siswa perempuan yang ingin meminta foto dengan Leon.

“Apa? Aku, tidak..” Leon tidak mampu menolak mereka. Andra tertawa dan memberikan salam hormat dengan tangan di keningnya, lalu pergi meninggalkan sahabatnya itu.

Nara dan Keyla yang selesai melakukan presentasi ke luar ruangan dengan senang dan puas. Nara yakin jika Mrs. Anggi memberitahu tamu undangan besok saat acara share bakat setiap jurusan, pasti ia akan mendapatkan hadiah yang layak. Mereka berdua berjalan melihat-lihat persiapan acara festival.

Lihat selengkapnya