Untuk Sebuah Kesempatan (Satu Detik Lagi)

S.S. RINDU
Chapter #27

Bagian Dua Puluh Tujuh

Perjalanan yang lumayan memakan waktu lebih kurang 4-5 jam membuat mereka sampai di rumah Kakek Leon melewati isya’. Beberapa asisten rumah tangga yang khusus mengurusi rumah menyambut baik kedatangan Leon dan teman-temannya. Nara ingat betul suasananya yang ternyata tidak berubah sama sekali. Meski kala itu tidak menikmati malam, udara yang dia hirup, perasaan yang damai masih bisa dirasakannya kini.

Nara membawa tas ranselnya, namun tiba-tiba raut wajahnya menjadi panik. Dibukanya tas itu dan benar. Tas itu bukan miliknya tetapi milik Keyla. Ia ingat membelikan tas itu saat ulang tahun Keyla, tetapi malah dikiranya tas sendiri. Hanya ada beberapa buku dan alat-alat make up miliknya. Nara meraih lengan Leon untuk meminta solusi terhadapnya. Leon sedikit kesal dengan Adit karena menyuruh Nara agar cepat-cepat.

“Tidak mungkin kita menemukan toko pakaian di sini, Ra. Kita harus sedikit ke kota..” Leon menenangkannya.

“Aku pinjam baju asisten rumah tanggamu ya?”

“Tidak boleh! Pasti ada jalan keluar dari masalah ini.”

“Kalian pergi saja berdua, aku sungguh lelah.”

Leon melihat Nara yang juga melihatnya dengan tatapan sedih. Ia tak sanggup, lantas menemani Nara ke kota untuk membelikan pakaian baru.

Mobil SUV milik Adit yang di kendarai Nara dan Leon melaju dengan kecepatan sedang. Berkali-kali Nara meminta maaf karena telah merepotkan Leon. Leon hanya tersenyum karena ia merasa diuntungkan dengan situasi ini. Setelah 30 menit berkendara, Leon menepikan dan memarkirkan mobilnya di sebuah toko pakaian yang lumayan besar. Ia turun bersama Nara bak sepasang kekasih yang sedang belanja bersama.

“Selamat malam, Kak. Ada yang bisa kami bantu?” tanya petugas toko menyambut dengan ramah.

Leon meminta membawakan beberapa potong pakaian untuk Nara. Nara mencubitnya karena mereka tidak mengetahui keinginan pembeli.

“Ini bukan butikmu yang tahu kesukaanmu! Jadi, ayo bantu aku memilih!” Nara menggandeng Leon ke tempat pakaian perempuan. Leon yang canggung nurut saja kata-kata Nara. Nara melepas tangan Leon dan memilah pakaian yang akan digunakannya. Leon yang baru pertama kali memasuki toko pakaian biasa tertawa ketika melihat ada obral dan diskon di setiap bloknya.

“Nara, lihat ini!” panggilnya menunjukkan daster untuk Nara. Ia melihat harganya yang murah baginya. “35 ribu. Hehehe. Aku bisa beli satu toko.”

“Jangan bercanda! Cepat bantu pilih!”

Nara mengambil beberapa dress cassual dan setelan rok yang pas menurutnya meski tanpa mencoba. Setelah itu, ia menuju tempat pakaian dalam berada. Leon yang mengikutinya tiba-tiba kaget ada bra dan celana dalam yang menurutnya aneh terpampang di gantungan.

“Apa kamu juga memerlukannya?”

“Tentu saja,” jawabnya tanpa menyadari Leon adalah laki-laki. Biasanya dirinya belanja sendiri atau bersama Keyla untuk kebutuhan pribadi. Tiba-tiba pipinya memerah dan menoleh ke belakang saat Leon mengambil bra yang memiliki renda.

“Hehehe. Ini lucu,” kata Leon sembari memasang bra itu di dadanya. Nara yang malu merebutnya dan mendorong Leon keluar dari blok pakaian dalam.

“Kenapa kamu mengikutiku?”

“Lah. Bukannya kamu sendiri yang memintaku untuk membantu memilih,” jawab Leon dengan santainya.

“Baiklah, kita bukan suami istri yang tahu ukuran masing-masing. Jadi, kamu silakan duduk di sini, dan tunggu aku selesai. Ok, Boy?”

Nara menghela nafas dan kembali lagi memilih pakaian dalam. Setelah semua yang diperlukannya mencukupi, Ia bergegas menuju kasir hendak membayar. Namun, Leon buru-buru mengambil kartu dan menyerahkannya pada petugas kasir.

“Kenapa kamu membelikanku?”

Lihat selengkapnya