Untuk Siapa Cinta Abdi?

Muhammad Hasan
Chapter #34

Bab 34

وُلِدَ الهُدى فَالكائِناتُ ضِياءُ * وَفَمُ الزَمانِ تَبَسُّمٌ وَثَناءُ

Dilahirkan sang petunjuk maka bercahayalah alam semesta, dan bibir waktu tersenyum dan memuji

Sampai akhirnya, puncak dari segala puncak hari penuh kebaikan itu datang. Hari raya luar biasa, lebih luar biasa dari hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Hari raya yang tidak hanya manusia yang merayakannya, tapi juga seluruh makhluk di alam jagad raya. Bahkan batu, pepohonan, sebutir pasir. Mereka semua bahagia.

يا خَيرَ مَن جاءَ الوُجودَ تَحِيَّةً * مِن مُرسَلينَ إِلى الهُدى بِكَ جاؤوا 

Wahai sebaik orang yang datang ke alam semesta sebagai penghormatan dari para rasul yang mereka datang membawa pentunjukmu

Malam dua belas Rabiul Awwal terasa tentram. Hari ini, detik ini juga, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berulang tahun. Seperti yang diceritakan di dalam kitab-kitab salaf dan para Kyai, seluruh makhluk di dunia - kecuali Iblis - bersuka cita merayakannya. Mungkin itulah kenapa malam ini rasanya seperti tidak berada di dunia biasa.

Sang lima vokalis pondok di panggung bersholawat dengan merdu meliuk-liuk begitu syahdu. Iringan dari bunyi terbang dan kawan-kawan bergema sangat mengasyikkan. Lantunan syair-syair yang indah kami haturkan kepada sang pembawa berkah dan rahmat, Nabi Agung Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Suasana di dalam aula majlis benar benar tak terkira. Apakah rasanya bahagia? Tidak. Ini terasa beribu ribu kali lebih luar biasa darinya.

مُغْرَمْ… قَلْبِيْ بِحُبَّكْ مُغْرَمْ

Tergila-gila.... Hatiku tergila-gila mencintaimu

يَا مُصْطَفَانَا الْمُكَرَّمْ

يَا رَسُوْلَ الله

Duhai kekasih kami termulia, wahai Rasulullah

           Abdi kesulitan hanya merangkainya dalam sebuah kata-kata, benar-benar tergila-gila. Rasa ini sungguh menakjubkan. Abdi menghabiskan enam tahun dari umurnya untuk hidup sebagai kaum sarungan, memahami Fiqih, mempelajari Nahwu Shorof, mendalami Tashowuf, juga mencicipi Faroidl, Falak, Tafsir, dan berbagai ilmu luar biasa dari kitab kitab Ulama’ Salaf terdahulu. Abdi diajari mandiri, bagaimana bertanggung jawab, bermuamalah yang layak, dan hal-hal lainnya yang diperlukan sebagai seorang manusia yang baik dan diperlukan masyarakat.

           Namun, hal paling hebat yang Abdi dapatkan dari Kota Santri ini adalah mengetahui bahwa mereka adalah sosok yang spesial. Karena apa? Karena mereka - bukan hanya mereka, melainkan seluruh umat Islam di dunia - adalah umat Habibulloh, Nabi Agung Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Abdi juga diajari hal luar biasa lainnya. Yaitu, mengetahui bagaiamana merasakan cinta kepada sang insan paling mulia. Sosok yang membuat para malaikat terkagum-kagum karena bersihnya dia, yang mempunyai keistemewaan bisa berbincang dengan Allah di Sidratul Muntaha, yang syafa’atnya luas tak terkira, yang menjadi alasan seluruh alam semesta ini diciptakan, yang bahkan para Nabi Bani Israil iri ingin menjadi umatnya. Sosok yang sangat istemewa itu selalu memikirkan kita semua, para umatnya yang bahkan banyak yang tidak baik-baik, menyayangi mereka para umatnya lebih dari kasih sayang orang tua, menangis bila kita berbuat dosa, memintakan ampun kepada umatnya yang masuk neraka, bahkan enggan masuk surga sebelum umat-umatnya yang disayangi memasuki gerbang surga.

نُورُ المُصْطَفَى مَلَأَ الْاَ كْوَانَ

Cahaya (nur) Nabi Al-Musthofa memenuhi seluruh alam

حَبِيبِىْ مُحَمَّدْ خَيْرِ الْمُرْسَلِينْ

Kekasihku, Nabi Muhammad sebaik-baik para rasul

           Maka, bagaimana mungkin kita masih tidak bisa mencintainya?

بشری لنا نلناالمنا ۰۞۰ زال العنی وفاالهنا

Kebahagiaan milik kami karena kami memperoleh harapan, dan hilang sudah semua kesusahan, lengkap sudah semua kebahagiaan

           Untuk itulah, jangan pernah bersikap konyol! Sepatutnya sebagai umat muslim, kesayangan Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam itu berbahagia, bersuka cita dengan Nabi. Bukan seperti Iblis yang membenci, sangat membenci hari mulia ini. 

           ***

Abdul : Di, kon muleh kapan, anying? 

Pertanyaan dari Abdul itu masuk tepat ketika Abdi dan seluruh kawan-kawannya puas merayakan dengan penuh kebahagiaan detik-detik ulang tahun Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Ponsel Abdi yang sedang dipegang oleh Mas Wawan untuk bermain sepak bola digital itu muncul notifikasinya di atas layar. Abdi yang kebetulan menyimak permainan Mas Wawan untuk meningkatkan permainannya melihatnya. 

“Ini, Di?” tanya Mas Wawan sambil menunjuk layar bagian atas, bekas tampilan notifikasi tadi. 

Lihat selengkapnya