Unwanted Queen And Her Mischievous Butler

Momento Mori
Chapter #5

Underneath The Sky

Tok! Tok! Tok!


“Nazel, ini aku, Pherouze.”


“Rou? Masuklah.” Sahutku, menoleh ke arah pintu.


Pintu terbuka perlahan. Rou melangkah masuk dan menutupnya kembali sebelum menghampiriku yang duduk di depan meja rias.


Aku segera membalik tubuh, kini sepenuhnya menghadap ke arah Rou.


“Kau sedang sibuk?” Tanyanya ringan.


Aku menggeleng. “Sebaliknya, aku sedang bosan,” Jawabku jujur.


Semua tugas dari Alexandr sudah kuselesaikan lebih awal, jadi sekarang aku terlalu senggang.


“Begitu ya? Kalau begitu, aku akan menunjukkan sesuatu yang menarik.” Rou tersenyum lebar, lalu mengedip nakal.


Aku tersenyum antusias. “Kalau begitu aku akan ganti baju dulu,”


“Akan kupanggilkan maid untuk membantumu,” Ujar Rou sembari berbalik dan meninggalkan kamar.


Tak lama kemudian, dua orang maid datang, membawakan berbagai pilihan gaun.


“Tuan putri, Anda akan menghadiri acara apa?” Tanya salah satu dari mereka sambil menyeleksi gaun di tangannya.


“Hm…” Aku berpikir sejenak mengingat lagi ucapan Rou.


Dia bilang akan menunjukkan sesuatu yang menarik. Jadi pasti bukan acara formal istana. Mungkin pakaian yang santai tidak masalah.


“Tidak ada acara khusus. Aku hanya akan berjalan-jalan di sekitar istana. Tolong pilihkan gaun yang santai tapi tetap elegant,” Pintaku.


Mereka berdua mengangguk, lalu mulai memilih satu per satu gaun yang mereka bawa ke kamarku.


"Bagaimana dengan yang ini, tuan putri?" Tanya salah satu maid sambil menunjukkan sebuah gaun sabrina berwarna ungu muda yang lembut, berbahan sifon halus. Deretan mutiara menghiasi bagian dada dan lengan. Potongannya ramping, anggun, dan bagian rok depan yang lebih pendek menambah sentuhan elegant.


“Cantik sekali... Baiklah, itu saja.” Ujarku yakin.


Salah satu maid membantuku mengenakan gaun itu, mengikat tali silang di punggungku dengan hati-hati.


“Tolong rias wajah dan rambutku secara sederhana saja,” Pintaku pada maid yang hendak meriasku.


“Tentu, tuan putri.”


Sentuhan kuas terasa ringan di wajahku. Untuk pertama kalinya, aku dibiarkan dengan rambut lurus alami—hanya dihiasi sebuah bando mutiara pink lembut.


Tidak ada wavy hair dan aksesoris rambut yang membuat kepalaku terasa berat. Tidak ada riasan berlapis. Ini... Menyegarkan.


Aku menatap pantulan diriku di cermin, tersenyum puas.


"Silakan, tuan putri." Ujar salah satu maid setelah meletakkan sepasang sepatu hak tinggi berwarna senada di depan kakiku.


Astaga... Hak tinggi lagi.


Aku menghela napas pelan.


“Tuan putri? Anda tidak menyukai sepatu ini?” Tanya maid yang meletakkan sepatu itu dengan raut cemas.


“Tidak, ini pilihan yang bagus. Sangat cocok dengan gaunku,” Balasku cepat sambil tersenyum menenangkan.


Aku hanya... Tidak suka sepatu hak tinggi. Tapi itu salah satu aturan di istana. Mau bagaimana lagi?


Tok! Tok! Tok!


“Tuan putri ini aku, Pherouze. Apakah anda sudah selesai?” Terdengar suara Rou dari balik pintu.


“Masuklah, Rou.”


Dia masuk dan berdiri sejenak di ambang pintu, lalu melangkah mendekat.


“Terima kasih atas bantuan kalian,” Ujarku pada dua maid yang sudah melayaniku.


“Sama-sama, tuan putri.” Ujar mereka bersamaan seraya membungkuk lalu meninggalkan ruangan.


Rou menatapku cukup lama tanpa berkata apa-apa.


“Hmm? Ada apa? Aku terlihat aneh?” Tanyaku gugup.


“…Bajumu,” Gumamnya ragu.


“Ada yang salah?” Aku segera berdiri dan berjalan ke arah cermin.


“Kau… Cantik seperti biasa. Hanya saja, malam ini sedikit seksi.” Rou terkekeh pelan.


“Geez… Rou!” Aku ikut tertawa, sambil memukul lengannya pelan.


Rou mendekat, menyentuh lembut helaian rambutku dan memainkannya di jarinya.


“Sudah lama tidak melihat rambutmu seperti ini.” Ujarnya dengan suara rendah, wajah imut dan polosnya tidak sesuai dengan senyuman nakal yang tersungging di bibirnya sekarang.


Rou... Kamu ini terkadang sangat jahil.


Lihat selengkapnya